Menkeu Purbaya Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh Lebih Cepat di 2026
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat memberikan speech pada acara Investor Daily Summit 2025 hari ke-2 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis 9 Oktober 2025-David Gita Roza-Beritasatu Photo
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan tanda awal pembalikan arah menuju fase pertumbuhan lebih cepat pada 2026. Ia menyebut penguatan ekonomi didorong dua faktor utama: meningkatnya likuiditas dan percepatan realisasi belanja pemerintah.
Purbaya menjelaskan, peningkatan likuiditas tercermin dari pertumbuhan uang primer (base money) yang melonjak tajam pada September 2025. Berdasarkan data Bank Indonesia, uang primer tumbuh 18,6% secara tahunan (yoy) menjadi Rp2.152,4 triliun, jauh di atas pertumbuhan 7,3% yoy pada bulan sebelumnya.
“Saya sudah menggelontorkan uang ke sistem perekonomian di akhir September. Uang primer tumbuh signifikan, dan biasanya kredit akan segera mengikuti,” ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Pemerintah sebelumnya menempatkan dana Rp200 triliun di lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk memperkuat likuiditas perbankan sekaligus mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya: Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 5,5 Persen di Kuartal IV 2025
BACA JUGA:Purbaya Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh di Atas 6 Pesen dalam Waktu Dekat
“Kalau kita lihat, kredit di Bank Mandiri sudah naik dari sekitar 8% menjadi 11%. Saya perkirakan tren ini akan semakin kuat,” tambah Purbaya.
Selain memperkuat sektor keuangan, pemerintah juga mempercepat penyerapan anggaran kementerian/lembaga untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun.
Purbaya menegaskan, anggaran yang tidak terserap dengan baik akan segera dialihkan ke program lain yang lebih siap dijalankan. “Saya pastikan penyerapan anggaran berjalan tepat waktu. Jika hingga akhir Oktober belum terealisasi, dananya akan saya tarik dan alihkan ke program yang lebih siap,” tegasnya.
Kementerian Keuangan menilai percepatan belanja pemerintah akan memicu efek berganda terhadap perekonomian, terutama dalam mendorong belanja swasta dan konsumsi rumah tangga.
BACA JUGA:Swasembada Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja Indonesia
BACA JUGA:Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tembus 5,2 Persen Lewat Program Baru
Dengan meningkatnya uang beredar dan penyaluran kredit yang meluas, daya beli masyarakat pun diperkirakan ikut menguat. “Dengan kuatnya belanja pemerintah dan meningkatnya kredit, daya beli masyarakat juga naik. Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai di atas 5,5%,” kata Purbaya.
Jika tren ini berlanjut sesuai rencana, ekonomi nasional diproyeksikan memasuki fase pertumbuhan tinggi dan berkelanjutan pada 2026. Kementerian Keuangan akan terus memantau sirkulasi uang, efektivitas belanja, dan mengurai hambatan struktural agar pertumbuhan ekonomi berjalan lebih efisien dan inklusif. “Tahun 2026 pasti akan lebih cerah dibandingkan 2025,” pungkas Purbaya dengan nada optimistis. (beritasatu)