Menjaga MBG Tetap Hadir Melayani Siswa
Upaya Menjaga MBG Tetap Hadir Melayani Siswa--(Foto: Bakom RI)
BELITONGEKSPRES.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diakui memiliki tujuan mulia, yakni mempersiapkan generasi muda Indonesia yang sehat dan berkualitas. Namun, pelaksanaannya tidak berjalan tanpa hambatan.
Dalam praktiknya, program ini menghadapi sejumlah kendala, mulai dari adanya siswa yang kurang menyukai cita rasa menu hingga munculnya kasus keracunan yang dialami sebagian penerima makanan gratis tersebut.
Pihak-pihak yang sejak awal menolak program Makan Bergizi Gratis atau MBG menjadikan kasus keracunan sebagai “amunisi” baru untuk mendesak agar program ini dihentikan.
Tapi, pandangan tersebut juga menuai kritik, sebab insiden yang bersifat sporadis dinilai tidak bisa dijadikan alasan untuk membubarkan program yang di banyak daerah justru terbukti memberi manfaat nyata bagi siswa.
Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menghentikan MBG hanya karena adanya kasus keracunan. Pemerintah memilih untuk menindaklanjuti kritik dengan melakukan evaluasi menyeluruh, alih-alih menghentikan program.
BACA JUGA:BGN Libatkan Guru Awasi Kualitas Makanan Program MBG untuk Cegah Keracunan
Dengan langkah itu, program yang dinilai penting bagi peningkatan kualitas gizi anak-anak Indonesia tetap bisa berjalan, sembari memperbaiki aspek-aspek yang dinilai belum sesuai prosedur maupun harapan besar yang dibebankan kepadanya.
Semangat utama dari program MBG, yaitu memastikan anak-anak memperoleh asupan gizi yang lebih baik, ditegaskan harus terus dijaga. Pemerintah pun berkomitmen melakukan perbaikan berkelanjutan, terutama terkait kasus-kasus yang sempat membuat sejumlah siswa harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Evaluasi segera dilakukan dengan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pemimpin sektor. BGN juga telah memaparkan sejumlah catatan hasil evaluasi, menyusul insiden yang sempat menyeret program MBG menjadi bahan perundungan publik.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban moral, Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang menyampaikan permohonan maaf atas insiden keracunan yang menimpa sejumlah siswa penerima program Makan Bergizi Gratis.
Pemerintah menegaskan mengambil alih tanggung jawab penuh atas peristiwa tersebut, termasuk menanggung seluruh biaya perawatan para korban. Bahkan, jika ada orang tua siswa yang ikut terdampak karena turut mengonsumsi makanan MBG, biaya pengobatan mereka juga akan ditanggung.
Melalui BGN, pemerintah kembali menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia atas terjadinya kasus keracunan makanan dalam pelaksanaan program MBG.
BACA JUGA:BGN Pastikan Program MBG Hadirkan Menu Gizi Seimbang
Nanik Sudaryati Deyang turut memaparkan hasil evaluasi program, yang menyimpulkan bahwa sekitar 80 persen kasus keracunan disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) dalam pengolahan dan penyajian makanan. Pelanggaran tersebut ditemukan baik pada mitra BGN maupun tim internal, terutama di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).