Tiba di KTT BRICS, Prabowo Disambut Hangat Presiden Brasil

BELITONGEKSPRES.COM - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mendapatkan sambutan penuh kehangatan dari Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva saat menghadiri rapat pleno KTT BRICS 2025 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu 6 Juli pagi waktu setempat.

Prabowo tiba tepat pukul 10.52, disambut pasukan kehormatan dan karpet merah protokol khusus yang mencerminkan penghormatan tinggi terhadap para pemimpin dunia. Tampil dengan setelan jas hitam lengkap dengan peci senada, Presiden Prabowo langsung disambut hangat oleh Presiden Lula. Pertemuan keduanya berlangsung akrab, layaknya sahabat yang lama tidak berjumpa.

Dalam suasana yang hangat dan bersahabat, Presiden Lula menyambut Prabowo dengan pelukan erat dan senyum lebar. Prabowo merespons dengan salam hormat, menangkupkan kedua tangan sebagai bentuk penghargaan khas Indonesia. Momen itu diabadikan dalam sebuah sesi foto bersama di depan latar belakang resmi KTT BRICS, sebelum Prabowo dipersilakan memasuki ruang pleno.

Gestur-gestur kecil seperti jabat tangan erat, tepukan ramah, dan tatapan bersahabat menunjukkan kedekatan personal serta hubungan bilateral yang kian erat antara Brasil dan Indonesia. Ini menjadi pertemuan kedua antara Prabowo dan Lula, setelah sebelumnya bertemu dalam KTT G20 yang juga digelar di Brasil pada November 2024.

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Sudah Jangkau 7 Juta Penerima

BACA JUGA:Banyak Ditemukan Rekening Dormant, Kemensos Gandeng PPATK Salurkan Bansos

Partisipasi Indonesia dalam KTT BRICS kali ini menandai babak baru dalam keterlibatan aktif Indonesia di forum global. Keikutsertaan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang siap berkontribusi dalam pembentukan tatanan ekonomi global yang lebih inklusif dan berimbang.

Delegasi Indonesia yang turut mendampingi Presiden Prabowo dalam pertemuan penting ini antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wamenlu Arrmanatha Nasir, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Kehadiran mereka memperkuat posisi Indonesia dalam diskusi strategis antarpemimpin negara berkembang dan negara-negara utama dunia.

Simbolisme pertemuan ini tak hanya mencerminkan hubungan bilateral, tetapi juga menggarisbawahi peran aktif Indonesia dalam menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah. (antara)