Dari Dosen Matematika Jadi Miliarder Saham, Jim Simons Punya Kekayaan Rp 482 Triliun

Dari Dosen Matematika Jadi Miliarder Saham, Jim Simons Punya Kekayaan Rp 482 Triliun--(Harvard University)
BELITONGEKSPRES.COM - Siapa bilang dosen tak bisa jadi miliarder? Kisah James Harris Simons, atau lebih dikenal dengan Jim Simons, membuktikan bahwa kekayaan luar biasa bisa diraih dari jalur akademik, khususnya ilmu matematika.
Simons, mantan dosen matematika asal Amerika Serikat, saat ini dikenal sebagai salah satu tokoh paling sukses di dunia investasi.
Berdasarkan data terbaru dari Forbes, pria berusia 86 tahun itu memiliki kekayaan mencapai USD 30,7 miliar atau sekitar Rp 482 triliun (kurs Rp 15.700), menjadikannya orang terkaya ke-51 di dunia.
Kecintaannya pada matematika sudah tumbuh sejak muda. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral (S3) di University of California, Berkeley, pada tahun 1961 saat usianya baru 23 tahun.
Setelah itu, Simons mengajar di Harvard dan MIT, lalu menjadi analis untuk Departemen Pertahanan AS sebagai pemecah kode kriptografi.
BACA JUGA:Mau Investasi Global? Simak Cara Beli Saham Luar Negeri dan Risikonya
Namun, di balik karier cemerlangnya di dunia akademik dan pemerintahan, Simons merasa masih ada hal yang kurang: uang. Dalam otobiografinya "The Man Who Solved the Market", Simons mengaku selalu mencari cara menghasilkan uang lebih banyak untuk kebutuhan hidupnya.
Berbekal kemampuan matematikanya, ia memutuskan untuk terjun ke dunia saham dan mendirikan perusahaan awal bernama iStar.
Perusahaan tersebut menjadi titik awal eksperimen Simons dalam menggunakan matematika untuk menganalisis pasar modal.
Ia mulai mengembangkan model-model kuantitatif untuk memprediksi pergerakan harga saham, sebuah pendekatan yang kelak merevolusi dunia keuangan.
Pada tahun 1982, ia mendirikan Renaissance Technologies, firma investasi yang terkenal sangat tertutup namun sangat sukses.
BACA JUGA:Investasi Saham: Analisis Fundamental vs Teknikal, Pilih yang Tepat Untuk Gaya Anda
Perusahaan ini mempekerjakan para ilmuwan top—termasuk ahli matematika, fisika, dan komputer—untuk mengembangkan algoritma canggih dalam memperdagangkan aset keuangan.
Mereka menganalisis data, mengembangkan model prediktif, dan mengambil keputusan berdasarkan statistik, bukan spekulasi.