Usai Insiden Wisatawan Brasil, Kemenpar Perketat Keamanan Jalur Pendakian Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB)-Kemenpar-ANTARA/HO

BELITONGEKSPRES.COM - Pasca insiden tragis yang menimpa wisatawan asal Brasil di Gunung Rinjani, Kementerian Pariwisata  bergerak cepat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan pengawasan jalur pendakian. Langkah ini dilakukan agar kejadian serupa tak terulang, terutama di destinasi wisata ekstrem seperti gunung.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, menyatakan bahwa pihaknya menggencarkan monitoring bersama lintas instansi, termasuk Kementerian Kehutanan, BASARNAS, dan pemerintah daerah. Fokusnya adalah memastikan seluruh kegiatan wisata alam ekstrem berjalan sesuai standar keamanan nasional.

Menurutnya, pengawasan terhadap operator tur, agen perjalanan, serta pemandu wisata bersertifikat akan diperketat. Kementerian juga mendorong peningkatan kapasitas para porter dan pemandu dengan pelatihan penyelamatan di medan ekstrem.

Dalam waktu dekat, pemerintah mengusulkan pembentukan rescue center khusus di kawasan Rinjani. Langkah jangka menengah lainnya adalah penambahan alat komunikasi dan evakuasi darurat di titik-titik pendakian. Pos pendakian juga akan dilengkapi dengan perangkat keselamatan sebagai respon awal sebelum tim SAR tiba di lokasi.

BACA JUGA:Viral hingga Brasil! Agam Dapat Penghargaan Usai Bantu Evakuasi Jenazah Juliana Marins di Rinjani

BACA JUGA:Terancam 7 Tahun Penjara, Hasto Kristiyanto Akan Bacakan Pledoi 10 Juli

Rencana jangka panjang mencakup pembangunan pos baru di sepanjang jalur pendakian, yang akan dilengkapi peralatan penyelamatan dan penunjang komunikasi. Proyek digitalisasi jalur "Rinjani 360" juga tengah disiapkan untuk memudahkan pengarahan kepada para pendaki secara digital.

Meski belum merilis program baru secara resmi, Kemenparekraf menegaskan bahwa standar keamanan di wisata ekstrem telah diatur dalam Permenparekraf Nomor 4 Tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha pariwisata berbasis risiko. Selain itu, pelatihan keselamatan untuk pemandu dan porter terus dilakukan secara berkala bersama BASARNAS.

Hariyanto menegaskan, peningkatan keselamatan wisatawan di destinasi ekstrem adalah tanggung jawab bersama. Pemandu dan porter wajib memahami SOP keselamatan agar dapat memberikan pertolongan pertama sebelum bantuan profesional tiba. (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan