Penyaluran Subsidi Energi 2025 Tembus Rp66,8 Triliun, tapi Turun 7,9 Persen! Ini Sebabnya
Ilustrasi BBM subsidi. --Antara
BELITONGEKSPRES.COM - Realisasi anggaran subsidi energi dari Kementerian Keuangan hingga pertengahan 2025 mencapai Rp66,89 triliun atau setara 32,9 persen dari total pagu APBN tahun ini. Namun, angka tersebut menunjukkan kontraksi sebesar 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, penurunan realisasi subsidi energi ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (ICP), nilai tukar rupiah, serta dinamika harga dan volume penyaluran produk bersubsidi seperti BBM, LPG 3 kg, dan listrik.
Untuk subsidi BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg, realisasi hingga Semester I 2025 tercatat sebesar Rp30,28 triliun, atau sekitar 26,6 persen dari pagu APBN. Kenaikan konsumsi BBM yang mengikuti pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor turut mendorong volume penyaluran Jenis BBM Tertentu yang mencapai 7.410,1 juta kiloliter naik 3,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, volume penyaluran LPG 3 kg tercatat 3.494 juta kilogram, meningkat 3,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Sri Mulyani, lonjakan konsumsi masyarakat menjadi faktor utama naiknya distribusi LPG bersubsidi.
BACA JUGA:Kejagung Periksa 7 Saksi, Termasuk Perwakilan Google soal Kasus Chromebook
BACA JUGA:Viral hingga Brasil! Agam Dapat Penghargaan Usai Bantu Evakuasi Jenazah Juliana Marins di Rinjani
Di sisi lain, realisasi subsidi listrik hingga pertengahan tahun ini mencapai Rp36,6 triliun, atau 40,8 persen dari pagu tahunan. Volume listrik bersubsidi turut meningkat menjadi 31,2 TWh naik 7,7 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini sejalan dengan bertambahnya jumlah pelanggan listrik bersubsidi yang kini mencapai 42,4 juta, tumbuh 4,1 persen dari 2024.
Meski realisasi anggaran masih dalam batas wajar, pemerintah tetap waspada terhadap berbagai variabel global yang bisa memengaruhi beban subsidi ke depan. Stabilitas nilai tukar dan pergerakan harga energi dunia akan terus menjadi sorotan dalam pengendalian belanja energi nasional. (jawapos)