Timur Tengah Memanas! Pemerintah RI Siaga Evakuasi WNI di Wilayah Rawan Konflik
Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/6)--YouTube TV Parlemen
BELITONGEKSPRES.COM - Ketegangan di kawasan Timur Tengah kian memanas dan berpotensi memicu konflik terbuka lintas kawasan, termasuk Indo-Pasifik. Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan bahwa kondisi geopolitik saat ini telah memasuki fase kritis yang perlu diwaspadai oleh komunitas internasional.
“Timur Tengah berada di titik krisis. Jika situasi ini tidak segera dikelola dengan baik, maka rivalitas geopolitik bisa berubah menjadi konflik terbuka, bahkan menjalar ke kawasan Indo-Pasifik,” ujar Sugiono dalam rapat bersama Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin 30 Juni.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret dengan meningkatkan kesiagaan dan mempercepat proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah rawan konflik.
Sugiono mengungkapkan bahwa sejak serangan pada 15 Juni lalu, status KBRI Teheran dinaikkan menjadi Siaga I. Semua WNI di Iran dan Israel diminta segera melapor guna memudahkan koordinasi dan evakuasi.
BACA JUGA:Prabowo Ultimatum Menterinya: Yang Tidak Bisa Ikut Cepat, Kita Tinggalkan di Pinggir Jalan Saja
BACA JUGA:Pesawat Batik Air Nyaris Tergelincir Saat Mendarat di Soetta, Ini Penjelasan Maskapai
Dari 386 WNI yang terdata di Iran, 97 orang berhasil dievakuasi melalui jalur Azerbaijan. Sementara itu, sebagian WNI lainnya masih memilih bertahan namun tetap berada dalam pantauan intensif pemerintah. Sugiono berharap kondisi mereka akan membaik seiring perkembangan situasi damai yang diharapkan tercapai lewat gencatan senjata.
Di Israel, pemerintah juga bergerak cepat. Melalui koordinasi dengan KBRI Amman, sebanyak 26 WNI telah dievakuasi dari Tel Aviv, Yerusalem, dan Arava. Proses evakuasi lanjutan masih terus dipersiapkan seiring potensi ancaman yang bisa meningkat sewaktu-waktu.
Guna menghadapi segala kemungkinan terburuk, Kementerian Luar Negeri telah membentuk Crisis Respond Team dan menginstruksikan seluruh perwakilan di Timur Tengah untuk siap menjalankan skenario kontinjensi. Sugiono menegaskan bahwa perlindungan WNI adalah prioritas utama dalam menghadapi eskalasi konflik regional ini. (jawapso)