Stok Cabai di Babel Aman, Harga Stabil Meski Masih Bergantung Pasokan Luar Daerah

Stok Cabai di Babel Aman, Harga Stabil Meski Masih Bergantung Pasokan Luar Daerah--(Antara)
PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM – Stok cabai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dipastikan aman memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Babel, Tarmin AB menyebutkan bahwa pasokan cabai keriting dan cabai rawit saat ini mencapai 1,5 ton.
Ia menjelaskan, pasokan cabai dari luar daerah, khususnya Pulau Sumatera, masih berjalan lancar dan memastikan ketersediaan komoditas ini di gudang distributor tetap terjaga.
“Stok cabai cukup dan pasokan komoditas ini lancar dari Pulau Sumatera,” ujar Tarmin seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/6/2025).
BACA JUGA:Stok Gula Pasir di Babel Ditambah 329 Ton, Harga Stabil Meski Masih Tinggi
Berdasarkan data pemantauan pihaknya, saat ini terdapat 1,5 ton cabai tersimpan di lima gudang distributor di Babel.
Rinciannya, 0,9 ton terdiri dari cabai rawit dan 0,6 ton cabai besar keriting. Menurut Tarmin, jumlah ini cukup untuk memenuhi konsumsi lokal selama permintaan tetap dalam batas normal.
“Selama liburan sekolah ini, permintaan cabai masih relatif normal, sehingga berdampak langsung terhadap harga yang masih bertahan stabil,” ujarnya.
Adapun harga cabai di pasar tradisional wilayah Pangkalpinang dan sekitarnya masih terpantau stabil. Harga cabai besar merah berada di kisaran Rp45.000 hingga Rp55.000 per kilogram.
BACA JUGA:Kemenag Belitung Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan Umat Beragama di Era Digital
Cabai rawit merah antara Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram, dan cabai rawit hijau sekitar Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Tarmin menjelaskan bahwa variasi harga tersebut dipengaruhi oleh kualitas dan kesegaran cabai. Cabai segar yang baru datang biasanya dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan stok lama.
“Harga cabai di tingkat pedagang ini cukup bervariasi dan tergantung kualitas. Cabai yang masih segar tentu dihargai lebih tinggi daripada stok lama,” jelasnya.
Meski stok cukup, pihak Disperindag mengakui bahwa sebagian besar pasokan cabai masih bergantung pada daerah luar, karena produksi lokal belum mampu mencukupi kebutuhan harian masyarakat.