Inovasi Berkebun di Lahan Sempit, Suratmin Raih Panen Cabai Rawit Berlimpah

Petani cabai Suratmin saat menanam cabai miliknya -Tri Harmoko---

BELITONGEKSPRES.COM, SUNGAILIAT - Di tengah lonjakan harga cabai rawit di pasar yang mencapai 130 ribu per kilogram, Suratmin, seorang buruh harian berusia 70 tahun, berhasil memanfaatkan lahan kosong di belakang rumahnya untuk menanam cabai rawit. 

Hasil panennya yang mencapai 3-4kg per pekan menjadi solusi ekonomis di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Suratmin menanam sekitar dua puluh batang cabai rawit dalam bekas kulkas rusak yang ia dapatkan dari tempat pemulung. 

“Biasanya mereka buang, tapi saya lihat masih bisa dimanfaatkan,” ujar Suratmin pada Rabu, 6 Maret 2024. 

Cabai rawit yang berusia tiga bulan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari, tetapi juga memberikan tambahan penghasilan ketika dijual.

BACA JUGA:Festival Sepakbola Siwo Babel Cup I 2024, Tim PWI Belitung Raya Runner Up

BACA JUGA:Mengungkap Kasus Korupsi Timah, Dari Perusahaan Boneka Hingga Sisa Hasil Produksi

Kebiasaan menanam cabai dan sayur-sayuran di pekarangan rumah telah lama dilakukan oleh Suratmin. “Lahannya memang sempit, tapi dengan 20 hingga 30 batang, saya bisa menghemat dan bahkan mendapat lebih,” tuturnya. 

Kegiatan ini tidak hanya mengurangi beban biaya dapur, tetapi juga menjadi contoh inisiatif mandiri dalam menghadapi fluktuasi harga bahan pokok.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan