Dongkrak Pariwisata, Ini Strategi NTB Gaet Kunjungan Wisatawan

Pemenang Race 2 di kelas Pro Am dari Origine Motorsport Wei Lu (kedua kiri), Alessio Picariello (kiri) berselebrasi bersama pembalap tim Craft-Bamboo Racing Danial Frost (kanan), Jiatong Liang (kedua kanan) usai Race 2 GT World Challenge Asia 2025 di Pert--(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nym)

Konektivitas Antar-Pulau: Tantangan dan Solusi

Dengan dua pulau besar dan ratusan pulau kecil, konektivitas antar-destinasi wisata menjadi tantangan utama bagi NTB.

Pemerintah kini tengah mengurus perizinan jalur kapal cepat dari Sanur (Denpasar) langsung ke Senggigi dan Mandalika, untuk menghidupkan kembali Senggigi dan meningkatkan akses ke Mandalika.

Langkah ini dinilai strategis karena Bali sudah mulai padat, dan wisatawan asing maupun domestik mulai mencari destinasi alternatif yang lebih tenang dan alami.

Selain itu, pesawat amfibi menjadi solusi konektivitas masa depan. Pesawat jenis ini mampu lepas landas dan mendarat di atas air, sangat cocok untuk wilayah maritim seperti NTB.

Saat ini, hanya ada satu rute pesawat amfibi aktif, yaitu milik AMMAN Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang menghubungkan Bandara Internasional Lombok dengan Pelabuhan Benete di Sumbawa Barat.

Pemerintah NTB sedang mengintensifkan konsultasi dengan Kementerian Perhubungan untuk membuka jalur penerbangan amfibi komersial ke berbagai destinasi wisata dan resort.

Akses Mudah, Kunjungan Meningkat

Kemudahan akses adalah kunci pertumbuhan pariwisata di wilayah kepulauan. Layanan kapal cepat dan pesawat amfibi dapat menjadi game-changer bagi NTB agar dapat bersaing dengan destinasi lain di Indonesia bahkan Asia Tenggara.

Dengan strategi penguatan MICE, pengembangan infrastruktur konektivitas, dan promosi kawasan destinasi prioritas, Nusa Tenggara Barat siap menjelma sebagai magnet baru pariwisata Indonesia yang tidak hanya bertumpu pada tambang, tapi juga pada kekayaan alam dan budayanya. (Antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan