Kolaborasi Mewujudkan Filosofi 'Mengubah Rongsokan Menjadi Emas'

Ilustrasi - Seorang wirausaha UMKM memotret produk kerajinan saat mengikuti pameran produk kerajinan-Muhammad Bagus Khoirunas/aww-ANTARA FOTO

Jiwa kewirausahaan atau entrepreunership sejati, sebagaimana diajarkan oleh maestro wirausaha Indonesia Ciputra, adalah kemampuan untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bermakna dan menguntungkan.

Filosofi "mengubah rongsokan menjadi emas"  adalah cara berpikir entrepreuner sebagai manifestasi nyata dari kemandirian dan inovasi, yang harus menjadi landasan perekonomian kita.

Hari Kewirausahaan Nasional yang diperingati pada 10 Juni merupakan momentum penting untuk merefleksikan peran kewirausahaan dalam perekonomian.

Indonesia, dengan fondasi ekonomi yang kuat, berdiri di ambang peluang historis untuk menjadi kekuatan ekonomi global. Namun demikian, rasio kewirausahaan di negeri ini masih berada di bawah level ideal minimal 4 persen dari jumlah penduduk.

BACA JUGA:Reformasi Birokrasi: Pangkas Lemak, Bukan Produktivitas

Data  tahun 2025 menunjukkan bahwa rasio kewirausahaan Indonesia masih berkisar antara 3,47–3,57 persen dari total populasi, jauh di bawah standar negara maju yang mencapai 10-12 persen.

Angka ini merupakan tantangan sekaligus peluang emas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Akselerasi rasio kewirausahaan nasional sepertinya memang tidak bisa ditunda lebih lama. Peningkatan jumlah wirausahawan adalah keniscayaan bagi Indonesia. Wirausaha, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), merupakan motor penggerak ekonomi inklusif.

Mereka menyerap sebagian besar angkatan kerja dan memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Gelombang wirausaha baru menciptakan efek multiplikasi ekonomi yang luas, meningkatkan konsumsi dan perputaran roda ekonomi di berbagai wilayah.

BACA JUGA:Koperasi Komando: Menyoal Risiko Program KDMP di Desa

Kewirausahaan juga menjadi solusi efektif untuk mengatasi pengangguran dan menciptakan kemandirian. Di tengah bonus demografi, penciptaan lapangan kerja merupakan kebutuhan mendesak, dan wirausahawan adalah jawaban paling tepat.

Mereka tidak hanya menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat luas.

Selain itu, kewirausahaan adalah mesin inovasi yang mendorong daya saing global. Para pelaku wirausaha berani mengubah masalah menjadi peluang, meluncurkan produk atau jasa inovatif yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan