Mentan Amran: Hilirisasi Pertanian Kunci Indonesia Jadi Negara Superpower
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) memaparan pandangan saat kuliah umum di hadapan mahasiswa program Magister dan Doktoral Unhas tentang Perkembangan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di AAS Building, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/6/20-Dokumentasi Tim ASS Building-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis hilirisasi produk pertanian akan membawa Indonesia menjadi negara mandiri bahkan superpower dalam 10 tahun ke depan. Pernyataan ini disampaikan saat kuliah umum di Unhas Makassar, Senin, 9 Juni 2025.
Nilai Tambah Produk Pertanian yang Signifikan
Menurut Amran, kekuatan sektor pertanian Indonesia bukan hanya soal produksi, tapi juga nilai tambah lewat pengolahan dan inovasi industri hilir. Contohnya, kelapa dalam yang awalnya dijual Rp1.350 per kilogram bisa meningkat menjadi Rp145 ribu per liter jika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).
Komoditas lain seperti kakao dan biji mente juga dapat naik nilai hingga 38 kali lipat. Selain itu, kelapa sawit kini diolah menjadi biofuel B50 yang ramah lingkungan, sebagai alternatif pengganti solar.
BACA JUGA:Menteri ESDM Dihadang di Sorong, Golkar: Izin Tambang Bukan Diterbitkan Bahlil
BACA JUGA:Lapor Mas Wapres Sudah Tangani 7.590 Aduan, Layanan Terus Disempurnakan
Peran Generasi Muda dan Strategi Investasi Pertanian
Mentan menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya mahasiswa S2 dan S3, untuk mendukung riset dan inovasi dalam hilirisasi pertanian. Pemerintah juga telah menyiapkan strategi investasi pertanian senilai Rp371 triliun dengan target keuntungan hingga Rp9.000 triliun dan penciptaan delapan juta lapangan kerja.
“Fokus kebijakan kami langsung ke petani dan masyarakat agar sektor ini makin kuat,” ujar Amran. (ant)
Ancaman Krisis Pangan Global dan Kekuatan Pertanian Indonesia
Amran juga menyoroti krisis pangan global yang sedang melanda 58 negara. Krisis ini tidak hanya mengancam ekonomi dan kesehatan, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial dan politik.
“Jika kebijakan salah, negara bisa bermasalah. Makanya, pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir,” tegas Ketua Umum IKA Unhas ini.
Langkah Strategis Kementan Hadapi Tantangan
Kementerian Pertanian melakukan refocusing anggaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian untuk menghadapi tantangan ini.
Peningkatan Produksi Beras Nasional
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional Januari hingga Juli 2025 mencapai 21 juta ton, naik 14,49% dibanding tahun sebelumnya. USDA memproyeksikan produksi beras Indonesia tahun ini mencapai 34,6 juta ton, melampaui target 32 juta ton.
“Indonesia bisa panen sepanjang tahun dengan sumber air melimpah. Dengan 280 juta penduduk, potensi kita luar biasa,” kata Amran.
Di akhir, Amran menegaskan pentingnya integritas pejabat di kementerian. “Saya sudah tangkap pejabat korup di Kementan. Pintar saja tidak cukup tanpa kejujuran. Jika pintar tapi tanpa karakter, itu bencana bagi negara karena mereka pandai berbohong,” pungkasnya. (ant)