Masjidil Haram Sangat Padat, Jamaah Haji Diimbau Tak Tawaf Ifadah 12–13 Dzulhijah
Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Jumat (6/6), sedangkan Hari Arafah (Wukuf di Arafah) sebagai rangkaian puncak musim-Andika Wahyu/YU-ANTARA FOTO
BELITONGEKSPRES.COM - Kepadatan ekstrem terjadi di kawasan Masjidil Haram saat jutaan jamaah dari seluruh dunia melaksanakan Tawaf Ifadah. Untuk menjaga keselamatan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jamaah haji Indonesia untuk tetap berada di hotel pada 12–13 Dzulhijah 1446 H atau 8–9 Juni 2025.
Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, menyampaikan bahwa jamaah yang memilih Nafar Awal mulai bergerak dari Mina ke Makkah, dan titik konsentrasi ibadah pun berpindah ke Masjidil Haram.
"Kondisi Masjidil Haram dua hari ke depan akan sangat padat. Kami imbau jamaah Indonesia untuk sementara waktu tidak memaksakan diri ke sana, demi keselamatan dan kenyamanan bersama," ujarnya, Minggu (8/6).
BACA JUGA:Kemenkes Arab Saudi Libatkan 5.000 Relawan Dukung Pelayanan Kesehatan Saat Haji 2025
BACA JUGA:Kementerian ESDM Pastikan Tambang Nikel Pulau Gag Raja Ampat Tidak Bermasalah
Apa Itu Nafar Awal dan Nafar Tsani?
- Nafar Awal: Jamaah yang meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijah sebelum matahari terbenam.
- Nafar Tsani: Jamaah yang kembali ke Makkah pada 13 Dzulhijah.
Setelah kembali ke Makkah, jamaah biasanya menyempurnakan rangkaian ibadah haji dengan Tawaf Ifadah, salah satu rukun haji yang wajib.
Namun, karena tingginya volume jamaah dari seluruh dunia, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengarahkan agar jamaah yang belum melaksanakan Tawaf Ifadah menundanya hingga kondisi lebih kondusif.
Langkah Pencegahan dan Imbauan PPIH
- Jamaah diminta langsung kembali ke hotel setelah melontar jumrah.
- Hindari menuju Masjidil Haram dalam dua hari ke depan.
- Laksanakan salat di masjid terdekat atau mushalla hotel masing-masing.
- Ketua kloter dan petugas diminta mengawal dan menyosialisasikan imbauan ini secara persuasif.
"Keselamatan jamaah adalah prioritas utama. Kami harap kerja sama seluruh ketua rombongan dan petugas untuk mendampingi jamaah secara optimal," tegas Muchlis.
BACA JUGA:Kejagung Larang Bos Sritex Bepergian ke Luar Negeri, Terkait Korupsi Kredit Triliunan
BACA JUGA:Tambang Nikel Ancam Kelestarian Raja Ampat, KLH Segel Perusahaan Pencemar Lingkungan
Dengan situasi yang sangat padat di area Masjidil Haram, PPIH menekankan bahwa langkah ini penting untuk mencegah potensi risiko seperti kelelahan, dehidrasi, atau terpisah dari rombongan.