Bea Cukai: Ekspor Timah Babel Nihil, Dua Bulan Pertama 2024
Ilustrasi Balok Timah --
BELITONGEKSPRES.COM - PANGKALPINANG - Bea Cukai Pangkalpinang mengungkapkan bahwa ekspor timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tidak ada sama sekali alias nihil pada Januari dan Februari 2024.
Ninilnya ekspor pada Januari hingga Februari 2024, disebabkan oleh harga timah yang rendah dan adanya persoalan hukum perkara dugaan korupsi yang menimpa sektor pertimahan di Babel.
Meski begitu, Kasubsi Pabean Bea Cukai Pangkalpinang Aditya Diraja menyampaikan, ekspor timah dari Bangka Belitung diperkirakan akan kembali berlangsung pada bulan Maret ini.
“Bahan baku sudah mulai datang, sudah diimpor. Mungkin masih menanti beberapa waktu, produksi sudah berjalan, hanya ekspor yang belum terlaksana,” ujar Aditya, Sabtu 2 Maret 2024.
BACA JUGA:Dampak Kasus Korupsi Timah, Ekspor Babel Anjlok
Dia menambahkan, selama tidak ada ekspor timah pada periode Januari dan Februari kemarin, lemak dan minyak atau Crude Palm Oil (CPO) menjadi komoditas ekspor utama Babel.
“Jadi kemarin nilai ekspor kita sebesar 22,09 juta US Dollar, di Pangkalpinang sendiri ekspor terbesar kita adalah ikan dan lada Muntok White Papper,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dampak penyidikan kasus dugaan Tipikor Tata Niaga Timah 2015-2022, tidak hanya dirasakan oleh warga penambang yang sulit menjual hasil tambang mereka, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap ekspor daerah ini.
Komoditas timah masih menjadi motor penggerak ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), bukan sekadar slogan. Ini terlihat dari nilai ekspor di tahun 2024 yang sangat menurun.
Nilai ekspor Bangka Belitung (Babel) Januari 2024 mungkin merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Menyusut, jika dibandingkan bulan sebelumnya dan Januari di tahun 2023 lalu.
BACA JUGA:Lagi, Kejagung Periksa 2 Saksi Kasus Korupsi Timah
Menghadapi kondisi ini, Kepala BPS Babel Toto Haryanto Silitonga menilai, dari situasi saat ini, perlu ada penguatan sektor lain yang digalakkan. Mengingat Babel memiliki potensi yang bisa dikembangkan seperti pertanian, perkebunan dan perikanan.
“Hal itu dinilai cocok dengan karakteristik Babel sebagai daerah kepulauan. Potensi laut kita besar. Perkebunan dan pertanian bagaimana yang kita lihat nilai tukar petani selalu meningkat, perikanan kita lihat ikan tangkap kita mulai naik lagi,” katanya.
Dalam rilis berita resmi statistik yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Babel, Jumat 1 Maret 2024, mencatat nilai ekspor Babel pada Januari 2024 sebesar US$29,79 juta, turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023.