Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Kisah Indra Defandra: Dari Hobi Membaca Buku hingga Menjelajah Dunia

Pemilik SIP Publishing Indra Gunawan memberikan materi di sela acara peluncuran 30 buku di KBRI Bangkok, Thailand, Rabu (10/7/2024)--(ANTARA/HO-SIP Publishing)

SEMARANG, BELITONGEKSPRES.COM – Pepatah lama mengatakan, "Buku adalah jendela dunia." Kalimat ini bukan sekadar ungkapan, melainkan benar-benar terbukti dalam kehidupan seseorang yang mencintai literasi. 

Salah satunya adalah Indra Gunawan, pria asal Banyumas yang menjadikan hobi membaca sebagai gerbang menuju berbagai pengalaman luar biasa, termasuk menjelajahi belahan dunia.

Lulusan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini sudah akrab dengan buku sejak masa sekolah. Bahkan, saat masih duduk di bangku SMP, Indra mampu menyelesaikan satu buku perpustakaan dalam sehari. Kebiasaan itu pun tak pernah surut, bahkan saat dirinya menjalani perkuliahan.

“Sejak kecil saya memang suka baca. Sampai kuliah pun, saya masih sering menyewa buku, komik, atau novel untuk dibaca di sela-sela waktu luang,” tutur Indra Gunawan, yang lahir pada 24 April 1984.

Kecintaannya terhadap buku bukan hanya menambah pengetahuan, tapi juga membuka jalan menuju banyak hal besar dalam hidupnya. Dari sekadar membaca di sudut perpustakaan, kini ia telah berkeliling dunia.

Hal itu berkat wawasan dan perspektif luas yang dibangun dari halaman demi halaman buku yang Indra Gunawan lahap sejak remaja. Tak sekadar menjadi penikmat bacaan, Indra juga terpanggil untuk menciptakan karya sendiri. 

BACA JUGA:Dari Anyaman ke Harapan: Kisah Kampung Kreatif Kindau yang Menghidupkan Ekonomi Lokal

Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia mulai memberanikan diri mengeksplorasi dunia kepenulisan. Sambil menunggu waktu wisuda, ia menyalurkan ide dan kreativitasnya ke dalam bentuk novel pertamanya yang ia beri judul "Cinta Naik Tanggal".

Namun, jalan menuju penerbitan tidak mulus. Naskah novelnya sempat ditolak oleh tiga penerbit berbeda. Meski sempat kecewa, Indra tak menyerah. Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2013, perjuangannya berbuah hasil ketika sebuah penerbit akhirnya bersedia menerbitkan karya tersebut.

Tak disangka, novel perdananya yang mengusung genre komedi romantis remaja itu mendapat sambutan hangat dari pembaca. Lebih dari 3.000 eksemplar terjual, dan nama Indra mulai dikenal luas sebagai penulis berbakat di dunia literasi Indonesia.

Dalam novel setebal 349 halaman yang pertama kali diterbitkan oleh CV. Tebe Agisna Mandiri (TAM Publishing), Indra memilih menggunakan nama pena Indra Defandra—sebuah nama yang kini justru lebih dikenal publik ketimbang nama aslinya.

Tak hanya menulis novel, pria yang telah dikaruniai tiga anak ini juga mahir merangkai kata menjadi cerpen dan puisi. Karyanya telah menghiasi berbagai buku kumpulan sastra dan halaman surat kabar nasional.

Salah satu puisinya yang berjudul "Renjanaku", bertema percintaan, bahkan diadaptasi menjadi lagu dan dirilis pada tahun 2020. Lagu tersebut menjadi karya musikal keduanya setelah single pertamanya yang diluncurkan pada 2013.

BACA JUGA:Kisah Perjuangan Holifatul Jannah: Anak Petani Cantik Sukses Raih Gelar Sarjana di Unej

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan