IMF: Tingkat Pengangguran Indonesia Tertinggi se-ASEAN, Capai 7,28 Juta Orang per Februari 2025
Sejumlah pencari kerja melihat lowongan pekerjaan di Job Fair di Kota Tangerang, Rabu (23/4/2025)-Hanung Hambara-Jawa Pos
BELITONGEKSPRES.COM - Laporan terbaru dari International Monetary Fund (IMF) menyebut Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di kawasan ASEAN.
Dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand, jumlah pengangguran di Indonesia tergolong paling tinggi dan bahkan diproyeksikan terus meningkat.
Dalam proyeksinya, IMF memperkirakan tingkat pengangguran di Indonesia akan naik menjadi 5 persen pada tahun 2025, dari sebelumnya 4,9 persen pada 2024. Tren ini diprediksi berlanjut hingga 2026, dengan angka pengangguran naik menjadi 5,1 persen.
Sebagai perbandingan, Thailand diproyeksikan memiliki tingkat pengangguran stabil di angka 1 persen selama 2024 hingga 2026. Sementara Vietnam justru diperkirakan mengalami penurunan, dari 2,2 persen di 2024 menjadi 2 persen di tahun-tahun berikutnya. Malaysia relatif stagnan di level 3,2 persen, dan Filipina diprediksi naik dari 3,8 persen ke 4,5 persen pada 2025-2026.
BACA JUGA:Bapanas Dorong UMKM Pangan Lokal Ciptakan Produk Non-Beras untuk Ekonomi Pedesaan
BACA JUGA:KKP Perkuat Pasar Perikanan Domestik Lewat Promosi dan Kemitraan Strategis
7,28 Juta Pengangguran per Februari 2025
Badan Pusat Statistik (BPS) turut merilis data terkini yang mengonfirmasi kecenderungan naiknya jumlah pengangguran.
Per Februari 2025, tercatat ada 7,28 juta orang di Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan. Angka ini meningkat sekitar 83.450 orang atau naik 1,11 persen dibandingkan Februari 2024.
"Jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang. Jika dibandingkan tahun lalu, ada kenaikan sekitar 83 ribu orang," ujar Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, pada Selasa, 13 Mei.
Secara persentase, tingkat pengangguran ini setara dengan 4,76 persen dari total angkatan kerja nasional yang mencapai 153,05 juta orang. Menariknya, angka pengangguran meningkat seiring dengan melonjaknya jumlah angkatan kerja baru.
Amalia menjelaskan bahwa jumlah angkatan kerja pada Februari 2025 naik sebesar 3,67 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini tak lepas dari masuknya lulusan baru serta kembalinya ibu rumah tangga ke pasar kerja.
"Yang bekerja sudah mencapai 145,77 juta orang, dengan tambahan 3,59 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Namun, masih ada 7,28 juta orang yang belum terserap di pasar kerja," ungkap Amalia. (jawapos)