Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

KLH Ajak Industri Sawit Cegah Karhutla dengan Kolaborasi GAPKI

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq-Hilmi-Jawa Pos

BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengimbau seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mencegah terjadinya titik api di kawasan rawan kebakaran, terutama menjelang musim kemarau yang semakin dekat.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya kolaborasi antar pelaku industri sawit, serta koordinasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), untuk meminimalisir risiko kebakaran lahan pada 2025.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada delapan provinsi yang rawan kebakaran lahan, yaitu Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Riau. Banyak lahan ini berbatasan langsung dengan perkebunan kelapa sawit.

"Kami mengimbau agar perusahaan-perusahaan sawit bergabung dengan GAPKI, agar penanganan kebakaran lahan lebih terkoordinasi dan terorganisir," ujar Hanif.

BACA JUGA:AHY Resmi Umumkan Kepengurusan DPP Demokrat 2025-2030, Keterwakilan Perempuan 30 Persen

BACA JUGA:Anggota DPR Minta BGN Fokus Cegah Keracunan MBG, Bukan Beri Asuransi

GAPKI pun merespons positif ajakan Kementerian Lingkungan Hidup untuk konsolidasi. Sekretaris Jenderal GAPKI, M. Hadi Sugeng, menegaskan bahwa pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memerlukan kerja sama antara berbagai pihak. Hingga saat ini, sebanyak 752 perusahaan sawit anggota GAPKI telah menetapkan standar penanganan karhutla.

"Walaupun tidak semua perusahaan sawit bergabung dengan GAPKI, kami tetap mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama-sama mencegah karhutla," kata Hadi Sugeng.

Menteri Hanif mengapresiasi PT Kimia Tirta Utama (KTU) di Siak, Riau, yang menjadi contoh dalam penanganan kebakaran lahan. PT KTU, bagian dari Grup Astra Agro Lestari, menerapkan sistem pengelolaan kebakaran yang berfokus pada pencegahan, kesiapsiagaan, respons cepat, dan kemitraan dengan masyarakat.

Dian Ary Kurniawan, Climate & Conservation Management Manager Astra Agro, menjelaskan bahwa PT KTU menggunakan Fire Management System, yang mengidentifikasi area rawan kebakaran dengan data historis dan mendukung sistem peringatan dini untuk mencegah kebakaran. (jawapos)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan