Bank BUMN Dorong Pertumbuhan Kredit dengan 9,54 Persen YoY pada Maret 2025
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam paparan hasil rapat dewan komisioner bulanan April 2025, Jumat (9/5)--Foto: Youtube OJK TV
BELITONGEKSPRES.COM - Kinerja intermediasi perbankan Indonesia tercatat relatif stabil meskipun terjadi sedikit perlambatan dalam penyaluran kredit pada Maret 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa meski ada penurunan, profil risiko perbankan tetap terjaga dengan baik.
Per Maret 2025, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 9,16 persen year-on-year (YoY) dengan total mencapai Rp 7.908,42 triliun. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan 10,30 persen YoY yang tercatat pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan jenisnya, kredit investasi menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 13,36 persen YoY, diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 9,32 persen. Sementara itu, kredit modal kerja tercatat tumbuh sebesar 6,51 persen secara tahunan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan hal ini dalam rapat dewan komisioner bulanan pada April 2025, yang diadakan pada Jumat, 9 Mei.
BACA JUGA:Indonesia Alihkan Impor BBM ke AS, Bahlil Ungkap Alasannya!
BACA JUGA:Rp 120 Miliar Modal Asing Masuk RI, Sinyal Positif Ekonomi Bangkit 2025?
Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kepemilikan dan Debitur
Dilihat dari segi kepemilikan, bank-bank milik negara (BUMN) menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan angka 9,54 persen YoY.
Pada sisi debitur, kredit untuk sektor korporasi mengalami lonjakan signifikan sebesar 13,52 persen, sementara kredit untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh lebih moderat, yakni 1,91 persen.
"Menariknya, kredit usaha kecil menunjukkan angka pertumbuhan tertinggi sebesar 8,65 persen, seiring dengan fokus perbankan dalam upaya pemulihan kualitas kredit UMKM," ujar Dian.
Kontribusi Bank Luar Negeri dan Kualitas Kredit yang Terjaga
Selain itu, bank-bank luar negeri turut memberikan kontribusi signifikan pada sektor kredit dengan pertumbuhan kredit luar negeri (offshore loan) yang melonjak 44,65 persen, mencapai Rp 327,67 triliun.
BACA JUGA:Gelombang PHK Massal Ancam Ekonomi Indonesia, Ini Solusi dari Celios
BACA JUGA:OJK Laporkan Kerugian Dana Scam Capai Rp2,1 Triliun, Rp138,9 Miliar Dana Diblokir
Dian juga menegaskan bahwa kualitas kredit tetap terjaga dengan baik, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross yang berada di angka 2,17 persen, dan NPL net yang tercatat 0,8 persen.