Indonesia Cari Pasar Ekspor Baru di Tengah Perang Dagang AS-China
Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso sata diwawancarai di Padang, Sumatera Barat, Jumat (9/5/2025)-Muhammad Zulfikar-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa Indonesia terus berusaha mencari pasar ekspor baru sebagai langkah mengatasi dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang semakin intens.
"Kami dihadapkan dengan perang dagang, jadi kami harus mencari peluang pasar baru melalui perundingan," ujar Budi Santoso saat menghadiri acara pelepasan ekspor ikan tuna PT Dempo Andalas Sumatera di Padang, Jumat. Ikan tuna yang diekspor tersebut mencapai 9,3 ton dengan nilai Rp 1,87 miliar.
Budi menambahkan, perundingan yang sedang berlangsung antara Indonesia dengan berbagai negara diharapkan bisa menjadi solusi atas ketegangan dagang yang melibatkan AS dan China.
Dalam waktu dekat, Indonesia akan menandatangani kesepakatan ekspor dengan Tunisia, setelah sebelumnya menyelesaikan perundingan serupa dengan Kanada.
BACA JUGA:Kabar Baik! 20.000 Rumah Subsidi Disiapkan untuk Pekerja Migran Indonesia
"Yang terpenting sekarang adalah bagaimana para eksportir bisa memanfaatkan peluang yang ada, terutama dengan negara-negara yang telah memiliki perjanjian perdagangan dengan Indonesia," kata Budi Santoso.
Lebih lanjut, Budi yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan di era Menteri Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa target peningkatan nilai ekspor Indonesia hingga 7,1 persen pada 2026 akan melibatkan berbagai sektor, termasuk produk dari UMKM.
"Sebagai contoh, jika kita menargetkan ekspor ke Jepang, bagian dari target itu adalah produk dari UMKM kita," ujarnya.
Menteri kelahiran 9 Februari 1968 ini optimistis produk UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar global, meskipun ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan pemasaran untuk memanfaatkan peluang internasional.
Pemerintah terus berupaya memajukan UMKM lokal dengan memberikan kemudahan regulasi dan pelatihan bagi pelaku usaha. "Awalnya pelatihan hanya untuk aparatur perdagangan, namun sekarang kami juga melibatkan pelaku UMKM lewat balai-balai pelatihan," tambahnya. (antara)