Dukung UMKM, Mendag Wajibkan Pegawai Pakai Produk Lokal Setiap Kamis
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat peluncuran program "Gerakan Kamis Pakai Lokal", di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (8/5/2025)-Maria Cicilia Galuh-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Perdagangan Budi Santoso tengah mendorong semangat cinta produk lokal lewat program Gerakan Kamis Pakai Lokal atau "Gaspol".
Setelah diluncurkan di lingkungan Kementerian Perdagangan, program ini tak akan berhenti di pusat saja Budi berencana memperluasnya ke berbagai daerah bersama pemerintah daerah.
"Gaspol ini baru awal. Ke depannya, kami akan ajak pemerintah daerah ikut serta, khususnya para pegawai pemerintah baik pusat maupun daerah, untuk menjadi teladan dalam menggunakan produk dalam negeri," ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Program ini bertujuan untuk membuka jalan lebih luas bagi produk-produk UMKM agar bisa mendominasi pasar domestik. Menurut Budi, semakin banyak produk lokal bersaing, maka kualitas dan daya saingnya juga akan ikut terdongkrak.
"Inilah salah satu cara untuk mendorong daya saing industri lokal. Kalau kita semua ikut gerakan ini, produk kita bisa lebih berkembang," lanjutnya.
BACA JUGA:Menkomdigi Meutya Hafid Dorong PPATK dan Polri Gunakan AI untuk Tangani Kejahatan Siber
BACA JUGA:Kasus Suap Bebas Ronald Tannur, 2 Hakim PN Surabaya Dijatuhi Vonis 7 Tahun Penjara
Selain meningkatkan daya saing, Gaspol juga ditujukan untuk melindungi pasar dalam negeri. Pemerintah, kata Budi, berkomitmen kuat untuk memberdayakan pelaku UMKM dengan berbagai dukungan pemasaran mulai dari kemitraan dengan ritel modern, department store, pusat perbelanjaan, hingga platform digital.
"Kami bantu dari sisi distribusi dan promosi. Produk lokal harus punya tempat istimewa di pasar kita sendiri," tegasnya.
Tak hanya kampanye, Kemendag juga mencatat hasil konkret dari upaya mereka. Selama Januari hingga Maret 2025, kegiatan business matching bagi pelaku UMKM berhasil membukukan transaksi senilai 13,86 juta dolar AS atau sekitar Rp233,14 miliar. Dari jumlah itu, 3,91 juta dolar berasal dari pemesanan langsung, sementara sisanya berupa potensi transaksi.
Total ada 219 kegiatan business matching dalam periode tersebut terdiri dari 145 sesi pitching dengan perwakilan dagang RI di luar negeri, dan 74 pertemuan langsung antara UMKM dengan pembeli internasional. (antara)