Tertinggi dalam Sejarah, Pemerintah Targetkan 350 Ribu Rumah Subsidi untuk Masyarakat MBR 2025
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat bertemu dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait di Jakarta--Humas Pemprov Jatim
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menegaskan komitmennya untuk menyediakan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan pembangunan 350 ribu unit rumah subsidi di seluruh Indonesia, yang merupakan angka tertinggi dalam sejarah perumahan nasional.
Ara, sapaan akrabnya, mengungkapkan hal ini setelah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, serta perwakilan organisasi buruh dan wartawan di Kantor Kementerian PKP, Jakarta, pada Selasa malam, 6 Mei.
"Presiden memerintahkan kami untuk fokus pada kesejahteraan rakyat kecil. Tahun ini, kami akan menyediakan 350 ribu unit rumah subsidi di seluruh Indonesia, jumlah terbesar dalam sejarah," jelas Maruarar.
BACA JUGA:TNI dan Polri Bersinergi Atasi Premanisme berkedok Ormas, Puspom TNI Tindak Oknum TNI Jika Terlibat
BACA JUGA:BP Haji Siapkan Solusi Turunkan Ongkos Haji 2025
Sebanyak 20 ribu unit dari total tersebut akan dialokasikan untuk buruh, wartawan, dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jawa Timur. Rumah subsidi ini akan tersedia melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yang dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP TAPERA).
Skema FLPP memungkinkan calon penerima hanya membayar uang muka sebesar 1% dan bunga tetap 5% dengan jangka waktu maksimal 20 tahun. "Ini adalah bukti nyata dukungan pemerintah agar semua masyarakat memiliki rumah yang layak," tegasnya.
Selain pembangunan rumah baru, pemerintah juga menggandeng perusahaan swasta seperti Lippo Group dan Ciputra Group untuk melakukan revitalisasi 500 unit rumah tunawisma di Malang dan Pasuruan. Program renovasi ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
"Kami ingin sektor perumahan menjadi pendorong ekonomi yang kuat. Sektor ini terkait langsung dengan industri semen, baja, dan bahan bangunan lainnya, yang akan memberi dampak positif pada perekonomian dari bawah," tambah Ara. (jawapos)