BP Haji Siapkan Solusi Turunkan Ongkos Haji 2025
Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak saat meninjau dapur katering yang melayani jamaah calon haji Indonesia-BP Haji-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) tengah merancang langkah-langkah strategis untuk menekan biaya penyelenggaraan ibadah haji ke depan. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan haji.
"Presiden secara konsisten meminta agar biaya haji diturunkan. Ini permintaan yang sangat masuk akal, terutama demi memastikan pengelolaan haji bersih dari korupsi dan praktik monopoli," kata Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Jakarta, Rabu.
Salah satu faktor utama yang membebani ongkos haji saat ini adalah durasi tinggal jamaah di Arab Saudi yang mencapai sekitar 40 hari. Dahnil menilai, jika masa tinggal ini bisa dikurangi menjadi sekitar 30 hari, penghematan yang dihasilkan akan sangat signifikan.
Namun, ia juga menyoroti bahwa masalah tersebut bersifat struktural, terutama berkaitan dengan terbatasnya jadwal penerbangan dan slot bandara.
BACA JUGA:Panduan Barang Bawaan Jemaah Haji 2025: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dibawa
BACA JUGA:BP Haji Sebut Banyak WNI Berangkat ke Tanah Suci Tanpa Visa Resmi Karena Tertipu
Untuk mengatasi hal ini, BP Haji berencana menjalin kerja sama dengan lebih banyak maskapai penerbangan dan memperbaiki sistem penerbangan haji yang selama ini menggunakan skema carter. Menurut Dahnil, sistem ini kurang efisien karena pesawat kerap kembali ke Indonesia dalam keadaan kosong.
"Ibaratnya, kita bayar tiket empat kali lipat karena kursi kosong saat pesawat pulang," jelasnya.
Salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah membuka jalur kerja sama dengan Kementerian Pariwisata Arab Saudi. Rencananya, masyarakat Saudi akan diajak berwisata ke Indonesia dengan menggunakan pesawat haji yang kembali, lengkap dengan penawaran tiket diskon.
Langkah ini tak hanya ditujukan untuk menekan biaya penerbangan haji, tetapi juga diharapkan memberi efek domino positif terhadap sektor pariwisata Indonesia.
"Selain itu, pesawat yang kembali ke Indonesia juga bisa dimanfaatkan untuk mengangkut kargo, jadi biaya operasional bisa ditekan lebih jauh," tambah Dahnil.
BP Haji juga akan meninjau kembali berbagai aspek layanan haji lainnya, seperti katering dan akomodasi. Salah satu keberhasilan yang telah dicapai adalah penggunaan 100% bumbu masakan dari Indonesia oleh perusahaan katering di Arab Saudi.
Sementara untuk akomodasi, pemerintah tengah merancang rencana pembangunan kampung haji seperti yang diusulkan Presiden Prabowo. Konsep ini diharapkan bisa menurunkan biaya penginapan sekaligus meningkatkan efisiensi pelayanan.
Dahnil mengungkapkan bahwa pemerintah Arab Saudi merespons positif inisiatif kerja sama ini, termasuk peluang pariwisata dua arah.