Resesi Mengintai, Ini Cara Cerdas Mengelola Keuangan di tengah Perlambatan Ekonomi

Ilustrasi tips mengahadapi resesi--Freepik

BELITONGEKSPRES.COM - Aroma perlambatan ekonomi mulai tercium. Data dari LPEM FEB UI menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga di awal 2025 belum menunjukkan lonjakan berarti, meskipun momen Ramadhan dan Idul Fitri biasanya menjadi pendorong utama belanja masyarakat.

Hal ini mengindikasikan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih. Bahkan, tekanan ekonomi domestik yang masih terasa bisa menjadi pertanda awal badai resesi.

Survei Bloomberg memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026 hanya akan mencapai 4,90%, turun dari proyeksi sebelumnya 5,1%. Tujuh ekonom dalam survei tersebut bahkan memprediksi peluang terjadinya resesi dalam 12 bulan ke depan sebesar 10%.

Meskipun angka ini tampak kecil, namun cukup menunjukkan bahwa fondasi ekonomi saat ini sedang diuji. Dalam kondisi seperti ini, memiliki strategi keuangan yang tepat bukan lagi pilihan melainkan keharusan.

BACA JUGA:CIO Danantara Pandu Sjahrir Bertemu Menkeu AS Bahas Kerja Sama Ekonomi

BACA JUGA:PHK Meningkat, BI Sebut Berpotensi Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dilansir dari DJKN Kementerian Keuangan, berikut lima langkah cerdas untuk bertahan di tengah perlambatan ekonomi:

1. Fokus pada Kebutuhan, Bukan Keinginan

Pisahkan mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang bisa ditunda. Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan, kesehatan, tempat tinggal, dan pendidikan. Hindari belanja konsumtif yang tak mendesak.

2. Tingkatkan Literasi Keuangan

Mulailah dengan membuat anggaran bulanan, memperbesar dana darurat, dan memilih instrumen investasi yang sesuai kondisi pasar. Saat pasar tidak stabil, pertimbangkan investasi yang lebih aman seperti emas atau deposito dibanding saham atau sukuk yang berisiko tinggi.

3. Tambah Sumber Penghasilan

Jika penghasilan utama tak mencukupi, ciptakan peluang baru. Asah keterampilan seperti desain, coding, kerajinan tangan, atau jasa digital. Dengan teknologi, Anda bisa meraih pasar global dan bahkan berpenghasilan dalam dolar AS.

BACA JUGA:Cegah Keterlambatan, Garuda Indonesia Siapkan Satu Pesawat Cadangan untuk Penerbangan Haji

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan