Gus Ipul: Sekolah Rakyak Tak Ada Orang Dalam, Tak Ada Sogokan
Dialog Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf Bersama Calon Siswa Sekolah Rakyat dan Orangtua yang digelar di Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (4/5)--Humas Kemensos
BELITONGEKSPRES.COM - Suasana penuh haru menyelimuti Sentra Terpadu Kartini, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu 4 Mei, ketika Napsiah tak mampu menahan tangisnya. Ibu tunggal yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu menitikkan air mata saat dua anak kembarnya, Siti Asiah dan Siti Khasanah (15), resmi diterima sebagai calon siswa Sekolah Rakyat.
Tangisnya bukan karena duka, melainkan luapan syukur yang mendalam. Di tengah acara "Dialog Menteri Sosial Bersama Calon Siswa Sekolah Rakyat dan Orangtua", Napsiah bahkan bersujud syukur. Baginya, ini adalah titik balik dalam hidup anak-anaknya.
“Saya mohon doanya agar anak saya bisa sukses. Panjang umur Pak Menteri. Semoga Bapak Presiden selalu diberi kesehatan. Terima kasih, Pak Prabowo,” ucapnya dengan suara bergetar.
Dalam dialog tersebut, Menteri Sosial Saifullah Yusuf akrab disapa Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, terutama yang tercatat dalam desil 1 Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Proses seleksi pun dipastikan dilakukan secara ketat dan transparan.
BACA JUGA:Prabowo Terima Kunjungan Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang, Bahas Proyek AZEC
BACA JUGA:Stunting Indonesia Masih 21,5 Persen, Wamendes-PDT Minta Maksimalkan Penggunaan Dana Desa
Pemerintah pusat, daerah, DPRD, dan Dinas Sosial akan bahu-membahu mengawasi jalannya program ini, demi memastikan bantuan tepat sasaran dan bersih dari praktik-praktik kotor.
“Tak boleh ada ‘orang dalam’. Tidak ada sogokan. Ini program Presiden Prabowo yang harus dijaga integritasnya. Semuanya harus dibuktikan secara objektif, termasuk lewat foto dan dokumen pendukung,” tegas Gus Ipul.
Menariknya, seleksi Sekolah Rakyat tidak mengandalkan tes akademik. Proses penerimaan dimulai dari seleksi administrasi, pemeriksaan kesehatan, hingga pemetaan kemampuan dasar. Arahan Presiden jelas: siapa pun kapasitas akademiknya, mereka layak mendapat kesempatan.
Lebih dari sekadar sekolah, Sekolah Rakyat didesain sebagai tempat pembentukan karakter. Gus Ipul menegaskan, lulusan tidak hanya diharapkan cerdas secara intelektual, tapi juga memiliki akhlak, rasa percaya diri, dan jati diri yang kuat. Karena itu, pendidikan akan dilakukan secara asrama dan menyeluruh, tidak hanya dari sisi akademik tapi juga mental dan moral.
Ia pun menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor demi mewujudkan cita-cita besar Presiden Prabowo dalam memberantas kemiskinan. Ego sektoral harus ditanggalkan, dan seluruh elemen pemerintah dari tingkat RT hingga provinsi diminta bekerja terpadu dan terarah.
Presiden telah mengeluarkan dua instruksi presiden Inpres No 4 dan No 8 tahun 2025 sebagai landasan strategis percepatan pengentasan kemiskinan berbasis DTSEN.
“Tak boleh ada data ganda. Satu-satunya acuan adalah DTSEN yang dikelola oleh BPS. Kita harus punya target graduasi setiap tahun,” tutup Gus Ipul. (jawapos)