Jaipong Gembyung

Dahlan Iskan--

Lesunya hari raya Imlek tahun ini tidak terasa di Bogor. Saya kembali hadir di perayaan Cap Go Meh di kota hujan itu Rabu lalu. Gerimis pun tidak. Mendung yang bergelayut di langit justru menambah sejuknya udara.

Mungkin karena Presiden Turkiye Thayeb Erdogan ke Bogor hari itu. Mungkin juga karena Kien Lin turun ke jalan. Yang jelas Tuhan tidak menurunkan hujan di Bogor sore itu --kalau memang salah satu tugas Tuhan adalah menurunkan hujan di Bogor.

Ini perayaan Cap Go Meh ke-20 di Bogor. Sejak tumbangnya orde baru.

Yang pertama dulu pun ditentang hebat oleh masyarakat. Terutama oleh tokoh klenik Bogor yang Anda sudah tahu: almarhum Ki Gendheng Pamungkas. Gendheng sampai menantang-nantang. Juga mengerahkan kemampuan spiritualnya untuk menggagalkan acara itu.

Panitia Cap Go Meh sampai kewalahan. Untung ada seorang perwira pertama yang turun tangan. Pangkatnya masih kapten. Kesatuannya Kopassus. Jabatannya: Danden Sandi Yudha di Grup 3 Kopassus. Markasnya di Cijantung, tapi wilayahnya sampai Bogor.

Nama kapten itu: Farid Ma'ruf. Sejak kapten Farid sudah begitu berani menghadapi tantangan besar. Problem besar. Bahkan menghadapu tokoh besar. Begitulah Farid. Pun sampai di kemudian hari. Selalu menghadapi tantangan. Tidak pernah mencoba menghindar. Apalagi lari.

Saat bertugas sebagai Danrem Sulteng di Palu urusan teroris di Poso ia tuntaskan. Jabatan penting terakhirnya adalah Pangdam V Brawijaya. Menjelang Pilpres ia diganti. Konon dinilai terlalu dekat dengan calon wapres Mahfud MD --sesama tokoh Madura.

Belakangan saya dengar bukan itu. Ia terlalu apa adanya dalam bersikap dan berbicara --belum tentu atasan suka.

Dengan turun tangannya kapten Farid, perayaan Cap Go Meh berlangsung. Tahun berikutnya saya hadir di perayaan yang sama. Ikut pawai. Ikut karnaval dewa-dewa dari seantero Indonesia. Hujan. Basah kuyub. Sampai tengah malam. Aman. Tidak ada lagi protes. Acara itu sudah dianggap perayaan, festival budaya dan hiburan.

Sejak itu tiap tahun Cap Go Meh di Bogor berlangsung meriah. Ketua panitianya tetap Arifin Himawan. Aktivis Tionghoa di Bogor. Pengurus pusat barongsai --sejak saya masih jadi ketua umumnya. Ia punya bisnis kuliner: Pempek Surken di Jalan Surken --Surya Kencana.

Tahun ini Cap Go Meh di Bogor boleh dibilang "meledak". Puluhan ribu manusia memadati pusat kota.

Mantan First Lady, Bu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid hadir. Saya cium tangannyi.

Pejabat Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin hadir. Ia sangat bijaksana: pidatonya hanya satu menit. Ia tahu: suasana yang ingar-bingar tidak cocok untuk pidato yang panjang.

Ups... Saya lihat ada Farid Ma'ruf. Pakai seragam militer. Ada dua bintang di pundaknya: mayor jendral.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan