Mendes Yandri Susanto Dorong Swasembada Pangan Melalui Program Desa Tematik
Menteri Desa dan PDT Yandri . -Fedrik Tarigan-Jawa Pos
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Yandri Susanto, menyoroti potensi besar desa-desa di Indonesia untuk menjadi pilar utama ketahanan pangan nasional.
Dalam upaya ini, program desa tematik hadir sebagai solusi inovatif yang mengintegrasikan potensi lokal dengan kebutuhan nasional melalui fokus pada sektor tertentu, seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.
Menurut Yandri, kunci keberhasilan program ini adalah kolaborasi erat antara anggota DPRD, kepala desa, dan masyarakat setempat. Kepala desa dan anggota DPRD dianggap memahami potensi serta kebutuhan masyarakat secara langsung, sehingga sinergi antara mereka menjadi sangat penting untuk memastikan program desa tematik berjalan efektif.
Program desa tematik dirancang untuk mengoptimalkan potensi spesifik setiap desa. Desa-dewa dapat difokuskan pada produksi tertentu, seperti cabai, nila, atau telur ayam. Dengan pendekatan ini, desa-desa diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bahan baku lokal sekaligus mendukung program nasional, seperti penyediaan makan siang bergizi di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Besaran Gaji PPPK 2024: Berapa yang Diterima Setelah Lolos Seleksi?
BACA JUGA:Seleksi PPPK 2024, Ini Nasib Honorer Database dan Non-Database BKN
Pendanaan desa menjadi aspek vital dalam implementasi program ini. Dari total dana desa sebesar Rp71 triliun, Rp16 triliun di antaranya dialokasikan untuk ketahanan pangan. Melalui badan usaha milik desa (BUMDes), dana ini diharapkan dapat dikelola secara efektif untuk mendukung swasembada pangan dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian desa.
Yandri menekankan bahwa DPRD, kepala desa, dan masyarakat desa harus bekerja bersama untuk memastikan dana desa digunakan secara tepat sasaran. Tujuannya adalah agar dana tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pangan lokal, mengurangi ketergantungan impor, dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional tetapi juga mengantisipasi surplus produksi. Dengan perencanaan yang matang, desa-desa tematik diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan produksi atau kekurangan bahan pangan.
Yandri optimistis bahwa desa-desa tematik dapat menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional, bahkan membawa Indonesia menuju cita-cita menjadi lumbung pangan dunia. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa dalam satu atau dua tahun ke depan, Indonesia tidak lagi bergantung pada impor komoditas pangan seperti beras, jagung, dan garam.
BACA JUGA:Daftar 12 Artis Indonesia Meninggal di Tahun 2024, Salah Satunya dari Belitung
BACA JUGA:Antisipasi Potensi Bencana, Kapolri Bentuk Satgas Khusus Saat Nataru 2024/25
Rencana peluncuran resmi desa tematik pada Januari 2024 menjadi langkah awal penting. Desa-desa yang sudah siap, seperti desa cabai, desa nila, dan desa petelur, akan menjadi contoh bagaimana program ini dapat berjalan dengan sukses.
Program desa tematik bukan hanya tentang ketahanan pangan, tetapi juga tentang mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa. Dengan pendekatan berbasis potensi lokal, desa diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus solusi atas tantangan pangan nasional.