Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Gelar Pahlawan dan Rekonsiliasi Nasional

Adik aktivis buruh Marsinah, Wijiyati, mencium foto kakaknya usai mengikuti upacara pemberian gelar pahlawan kepada Marsinah dan sembilan tokoh lainnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025)-ANTARA FOTO-Aditya Pradana Putra/bar

Presiden Prabowo memahami satu hal penting, bahwa bangsa tidak akan pernah tumbuh tanpa memaafkan sejarahnya sendiri. Memaafkan bukan berarti melupakan, tapi mengubah luka menjadi pelajaran. Itu keberanian yang lebih besar daripada perang bila kita ingat kembali masa lalu Presiden Prabowo sebagai Komandan Pasukan.

Rekonsiliasi dan kesejahteraan

BACA JUGA:Menggapai Swasembada Energi-Mineral dengan Optimalisasi Eksplorasi

Rekonsiliasi ini sangat dibutuhkan untuk mendukung program pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo. Rekonsliasi ini juga sangat urgen untuk menjaga keutuhan negara-bangsa ini.

Dan lebih penting lagi, untuk mengakselerasi daya kompetisi negara-bangsa ini dalam memenangi pertarungan ekonomi-politik global di masa mendatang.

Rekonsiliasi kiranya bisa menjadi katalis optimisme stabilitas politik dan ikhtiar meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Selaras dengan penggalan pidato Tahun Baru 2025 dari Presiden Prabowo bahwa tahun 2024 mengajarkan negeri ini banyak hal, khususnya tentang pentingnya adaptasi dan inovasi menghadapi situasi ketidakpastian.

“Namun, saya percaya dengan kerja keras, kolaborasi serta semangat gotong royong, kita mampu membangun Indonesia lebih maju dan sejahtera pada 2025 dan seterusnya,” tutur Presiden Prabowo.

Sikap optimisme itu bakal menjadi pendorong dalam menghadapi tantangan yang ada.

BACA JUGA:Mengukur Dampak 'Advance Ruling' Terhadap Perbaikan Iklim Investasi

Dalam hal itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen per tahun berjalan pada 2025.

Ini perlu didukung beberapa sektor unggulan seperti pariwisata, digital ekonomi, dan industri manufaktur. Berbagai program strategis pun disiapkan untuk mendorong investasi, menciptakan lapangan kerja, sekaligus meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Negara kesejahteraan merupakan cita cita dan komitmen pendiri negara. Cita-cita mulia pada pendiri bangsa, tentu saja, memiliki alasan yang kuat, di mana keberadaan negara sangat dibutuhkan untuk membantu rakyat, dari keterpurukan pascaperang melawan berbagai penjajahan di pelosok negeri.

Sebagai bangsa yang baru merdeka tentu tidaklah serta merta dapat berdiri dan mandiri tanpa kekuatan negara. Negara dianggap sebagai solusi untuk menjawab tantangan, pilihan negara kesejahteraan (welfare state) adalah sesuai kebutuhan rakyat.

Indonesia sebagai negara kesejahteraan menjadi bagian dari komitmen negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Negara dan peta politik pemerintahan, idealnya, memiliki orientasi terhadap kesejahteraan sosial, terlebih di negara yang memiliki ideologi berkarakter keadilan sosial (sila kelima Pancasila) dan memiliki komitmen sebagai negara kesejahteraan (welfare state) yang menitikberatkan pada kepentingan kesejahteraan rakyatnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan