Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Ternyata Ini Bahaya Mie Instan Jika Dikonsumsi Terlalu Sering

Ilustrasi mie instan-Jcomp-Freepik

BELITONGEKSPRES.COM - Mie instan sudah jadi bagian dari budaya makan modern: cepat, murah, dan menggoda. Di Indonesia, popularitasnya nyaris tak tertandingi — dari anak kos sampai pekerja kantoran, semua pernah menjadikannya penyelamat saat lapar. Tapi di balik kemasannya yang praktis, ada sisi lain yang jarang dibicarakan: risiko kesehatan serius jika dikonsumsi terlalu sering.

Menurut data industri, konsumsi mie instan di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Banyak orang bahkan menjadikannya menu rutin tiga kali sehari. Padahal, kebiasaan ini bisa berujung pada masalah kesehatan jangka panjang — dari jantung, obesitas, sampai malnutrisi.

Masalah utama mie instan bukan hanya pada cara makannya, tapi pada komposisi dasarnya. Mie instan dibuat dari tepung terigu olahan (maida) dengan indeks glikemik tinggi yang bisa memicu lonjakan gula darah. 

Lalu ada natrium dalam kadar ekstrem, pengawet seperti tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ), pewarna, serta penguat rasa buatan. Semua ini memperpanjang umur simpan produk, tapi juga menambah beban tubuh saat dicerna.

BACA JUGA:Sering Makan Mie Instan Campur Nasi? Ini 4 Dampak Buruknya

BACA JUGA:5 Makanan Terbaik untuk Mempercepat Pemulihan Setelah Operasi

Jika dikonsumsi terlalu sering, berikut beberapa efek nyata yang bisa terjadi:

1. Risiko penyakit jantung meningkat

Kadar natrium tinggi dalam bumbu mie instan bisa menyebabkan tekanan darah melonjak. Jika ini terus berlangsung, risiko hipertensi, stroke, dan serangan jantung meningkat drastis.

2. Potensi diabetes tipe 2

Tepung olahan dalam mie instan kehilangan hampir seluruh serat dan nutrisi alaminya. Akibatnya, tubuh cepat menyerap gula, pankreas dipaksa kerja ekstra menghasilkan insulin, dan lama-lama timbul resistensi insulin — akar dari diabetes tipe 2.

3. Beban berat bagi liver (hati)

TBHQ dan zat aditif lain sulit diproses tubuh. Konsumsi terus-menerus bisa memicu peradangan hati dan gangguan metabolisme lemak, berujung pada penyakit seperti fatty liver.

4. Obesitas dan gangguan metabolisme

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan