Pemerintah Targetkan Implementasi B50 Mulai Semester II 2026
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (kanan) menyampaikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (24/10/2025)-Mentari Dwi Gayati-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah akan mempercepat penerapan program biodiesel B50 mulai semester II tahun 2026. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan kebijakan ini sudah mendapat arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta. Uji coba mandatori B50 saat ini tengah berlangsung dan ditargetkan segera masuk tahap implementasi nasional.
Bahlil menyebut, langkah ini menjadi strategi besar pemerintah untuk memangkas impor bahan bakar minyak (BBM), khususnya solar. Selama ini Indonesia masih bergantung pada impor sekitar 4,9–5 juta ton solar per tahun.
Dengan beroperasinya B50, kebutuhan tersebut bisa ditekan secara signifikan, bahkan dihapus sepenuhnya. Kombinasi antara produksi dalam negeri dan campuran bahan nabati (bioetanol) dinilai sudah cukup untuk memenuhi permintaan nasional.
Menurut catatan Kementerian ESDM, kebijakan biodiesel sejak 2020 hingga 2025 telah menghemat devisa hingga 40,71 miliar dolar AS. Dengan penerapan B50 pada 2026, potensi penghematan tambahan diperkirakan mencapai 10,84 miliar dolar AS hanya dalam satu tahun.
BACA JUGA:Tekan Impor Solar, Menteri Bahlil Percepat Implementasi B50
BACA JUGA:Kemendag Pastikan Kebijakan B50 Tak Ganggu Pasokan CPO Kebutuhan Minyak Goreng
Program ini juga menjadi langkah lanjutan dari kebijakan B40 yang masih menyisakan impor sekitar 4,9 juta kiloliter atau 10,58 persen dari total kebutuhan nasional pada 2025.
Penerapan penuh B50 akan menutup celah impor tersebut dan menjadikan pasokan solar sepenuhnya bersumber dari energi domestik. Pemerintah berharap kebijakan ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi berbasis sumber daya terbarukan. (ant)