Pemerintah Percepat Rehabilitasi Irigasi Demi Swasembada Pangan
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo-Erfan Ma'ruf-Beritasatu.com
BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah terus mempercepat rehabilitasi jaringan Daerah Irigasi (DI) Cikeusik di Jawa Barat sebagai langkah strategis menuju swasembada pangan nasional. Program ini menjadi bagian penting dalam menjaga ketersediaan air untuk sektor pertanian sekaligus mendukung agenda ketahanan pangan.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa percepatan pekerjaan tidak hanya difokuskan pada ketepatan waktu dan kualitas proyek, tetapi juga memastikan pasokan air bagi lahan pertanian tetap terjaga. Ia menekankan bahwa kegiatan konstruksi tidak mengganggu musim tanam ketiga (MT III) karena distribusi air tetap berjalan normal.
Proyek ini dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk–Cisanggarung dan masuk dalam program strategis nasional Astacita yang digagas Presiden Prabowo Subianto dengan prioritas pada sektor pangan. Rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan fungsi serta kapasitas jaringan irigasi demi menunjang kebutuhan pertanian di Kabupaten Cirebon dan Kuningan.
Beberapa titik pengerjaan berlokasi di Desa Pabuaran Kidul Kecamatan Pabuaran, Desa Bojongnegara Kecamatan Ciledug (Kabupaten Cirebon), serta Desa Jatimulya Kecamatan Cidahu (Kabupaten Kuningan).
BACA JUGA:Menteri PKP Targetkan 500 Ribu Rumah Subsidi 2026, Tekan Backlog Perumahan 9,9 Juta Unit
BACA JUGA:HPP Gabah Resmi Naik, Pemerintah Tegas Lindungi Petani dari Mafia Beras
Proyek peningkatan DI Cikeusik yang dimulai 25 Maret 2025 ini ditargetkan rampung pada 19 Desember 2025. Ruang lingkup pekerjaan mencakup rehabilitasi saluran induk Maneungteung Timur sepanjang 3.260 meter untuk mengairi 288 hektare lahan, serta perbaikan saluran Maneungteung Kepala sepanjang 202 meter.
Selain aspek teknis, proyek ini juga memberikan manfaat sosial-ekonomi dengan menyerap 137 tenaga kerja lokal dan melibatkan pemasok material dari wilayah sekitar.
Tak hanya fokus pada irigasi, Kementerian PUPR juga menargetkan penyelesaian proyek penguatan tebing dan pengendalian banjir di Sungai Cisanggarung dan Babakan, yang berada di perbatasan Kuningan–Cirebon (Jawa Barat) dan Brebes (Jawa Tengah). Menurut Dody, langkah ini penting untuk mengurangi risiko banjir dan menjaga daya tampung sungai tetap optimal.
Pengendalian banjir sepanjang 7 kilometer di Sungai Cisanggarung dinilai sangat vital bagi pertanian di hilir, khususnya area DI Cikeusik. Jika air sungai meluap ke area irigasi, dampaknya bisa menyebabkan kerugian besar hingga gagal panen.
Karena itu, proyek ini dianggap krusial bagi keberlangsungan produksi pertanian dan upaya pemerintah menjaga ketahanan pangan nasional. (beritasatu)