Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Natal Dairi

--

Simatupang lulus dari KMA dengan mahkota perak --mungkin bisa emas kalau saja ia berkulit putih. ”Dendam”-nya pada meneer gurunya terbalaskan. Mitos lama Belanda ia tumbangkan.

Di KMA itulah Simatupang satu angkatan dengan Abdul Haris Nasution. Juga dengan Kawilarang. Inilah trio militer intelektual di Indonesia masa itu --yang kelak akan berbenturan dengan tentara yang berlatar belakang 'akademi' lapangan. Yakni mereka yang matang di medan gerilya seperti tentara PETA --salah satunya Jendral Soeharto.

Tiga bintang itu juga dikenal sebagai 'anti Sukarno'. Sukarno dianggap cenderung ke kiri. Apalagi ketika Sukarno ingin mencopot Jendral Nasution --akibat campur tangan politik. Tahun itu TNI sampai unjuk senjata: menghadapkan moncong tank-tank angkatan darat ke istana.

Simatupang, sebagai panglima, bertekad tidak akan menerima bila profesionalisme militer dicampuri politik. Trio itu marah karena Bung Karno akan mengganti Nasution hanya atas desakan seorang komandan batalyon --itu dinilai akan merusak profesionalisme militer.

Akhirnya Simatupang dipensiun. Usianya masih 39 tahun. Pangkatnya, saat itu letnan jenderal --bintang tiga.

Hari ini setelah ikut perayaan Natal di keluarga Vickner Sinaga, saya ingin ke kampung Jenderal Simatupang --yang menamatkan sekolah rendah di Sidikalang. Saya ingin tahu: seberapa orang Dairi bangga dan terinspirasi oleh kebesaran dan integritas nama T.B. Simatupang.

Nanti sore, kalau bisa saya ingin ke Sibea-bea. Di situlah berdiri patung Yesus tertinggi di Indonesia: karya Sudung Situmorang (lihat Disway 13 September 2024: Katolik Kristen). Apakah kenyataannya patung itu sebagus yang saya tulis dari jauh di Disway tahun lalu.

Dari tanah ᯑᯤᯒᯪ saya ucapkan Selamat Hari Natal. Tuhan memberkati Anda semua.

Selebihnya saya belum tahu: terserah Anda, saya harus jalan ke mana. (Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan