Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Kawasan Sutet Sungai Pilang Kembali Dihajar Penambang, Tetap Nekat Meski Sudah Dilarang Aparat

Ponton tambang timah ilegal saat masuk kawasan Sutet Sungai Pilang, Desa Dukong, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, Selasa (2/12/2025)-Istimewa-

Min Tet menambahkan bahwa persoalan ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tetapi ancaman serius bagi stabilitas infrastruktur vital.

BACA JUGA:Kabar Gembira! Stadion Mini Badau Siap Gelar Turnamen U-15

Sutet PLN membawa beban listrik besar sehingga struktur tanah di sekitar pondasi tiangnya harus stabil. Aktivitas pengerukan tambang bisa menyebabkan erosi tanah, amblesan, hingga pergeseran pondasi tiang.

Secara ilmiah, area di sekitar sutet tergolong zona terlarang untuk penggalian karena tanah yang diganggu bisa kehilangan daya dukungnya.

Di sejumlah daerah, aktivitas galian dekat sutet telah menjadi penyebab utama penurunan pondasi dan korsleting jaringan akibat getaran dan penurunan permukaan tanah.

Hingga berita ini diturunkan, Kasatpolairud Polres Belitung AKP MH Muafiqi belum memberikan tanggapan terkait temuan baru aktivitas tambang ilegal di Sungai Pilang tersebut.

BACA JUGA:Ponton Timah Hajar Aset Pemda Belitung, Oknum Aparat Diduga Terlibat

Pengamat Buaya Peringatkan Penambang

Kawasan Sungai Pilang bukan hanya rawan secara infrastruktur, tetapi juga merupakan habitat asli buaya muara (Crocodylus porosus), salah satu predator puncak paling berbahaya di Asia Tenggara.

Pengamat buaya di Belitung, Riko Pribadi, sebelumnya sudah memberi peringatan keras agar penambang segera menghentikan aktivitasnya sebelum terjadi serangan buaya.

“Sungai Pilang itu memang habitat buaya. Bila mereka merasa terganggu atau sedang lapar, mereka bisa menyerang apa saja di sekitar mereka, termasuk penambang,” ujar Riko.

Ia menjelaskan bahwa suara mesin ponton, getaran alat tambang, dan perubahan warna air akibat lumpur timah membuat buaya merasa wilayahnya terancam.

BACA JUGA:Kabel Sutet Rusak Diperbaiki PLN Belitung, Ponton Timah Masih Nekat Beroperasi di Sungai Pilang

Secara biologis, buaya muara memiliki sensitivitas tinggi terhadap getaran air dan perubahan pola arus. Aktivitas tambang bisa memicu respons agresif karena dianggap sebagai invasi ke wilayah teritorialnya.

Riko juga menyinggung bahwa insiden buaya memangsa manusia bukan hal baru di Belitung. Peristiwa tragis di kawasan Cerucok beberapa waktu lalu menjadi contoh nyata bahwa buaya muara bisa menyerang manusia bila habitatnya terganggu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan