India kian radikal dan jauhi sekularisme?

Minggu 28 Jan 2024 - 21:24 WIB
Oleh: Jafar M Sidik

Jakarta - Demi sukses elektoral, populisme cenderung mendorong elite hanya fokus kepada bagian paling banyak dalam demografi sosial, yang akibatnya mengabaikan keberagaman dan mempertaruhkan integrasi nasional.

Strategi populisme dalam proses politik memang sering sukses mengantarkan seseorang atau elite untuk berkuasa.

Akan tetapi, kesuksesan itu acap mengancam kontrak sosial yang disepakati masyarakat berbeda-beda latar belakang untuk mengikatkan diri dalam entitas bernama negara.

Ironisnya, praktik populis itu kian umum, bahkan terjadi di India, yang seperti Indonesia, juga menggelar pemilihan umum tahun ini.

India menjadi perhatian besar bukan semata karena menjadi negara demokrasi terbesar di dunia, melainkan juga oleh adanya kecenderungan politik yang bergerak makin jauh ke kanan yang membuat khawatir banyak kalangan.

BACA JUGA:Investasi gizi pada anak selamatkan masa depan bangsa

BACA JUGA:Perjuangan Guru di Bondowoso Merayu Siswanya Kembali ke Sekolah

Dinamika politik India cenderung menjauhi sekularisme yang justru menjadi fondasi demokrasi dan kehidupan berbangsa di negara anak benua itu.

Negara itu terlihat makin ditarik masuk pemikiran radikal, di mana tabu mencampuradukkan agama dengan politik, mulai ditinggalkan.

Padahal pada 1994, Mahkamah Agung India mengeluarkan putusan yang menguatkan fondasi sekularisme, bahwa "politik dan agama tak boleh dicampuradukkan."

Putusan itu dikeluarkan 2 tahun setelah kaum fanatik menghancurkan sebuah masjid peninggalan Kekaisaran Mughal di Ayodhya, di negara bagian Uttar Pradesh.

Mesjid yang dibangun pada abad ke-16 oleh Kaisar Babur dari Dinasti Mughal itu diruntuhkan oleh massa fanatik pada 1992 sehingga memicu konflik sektarian maut yang merenggut 2.000-an nyawa manusia.

Warga Hindu di India beranggapan bahwa masjid tersebut didirikan setelah Mughal merobohkan sebuah kuil di bukit yang diyakini diabdikan untuk Dewa Ram, yang di Indonesia dikenal dengan Rama, seperti dikisahkan dalam Kitab Ramayana.

BACA JUGA:Merayakan perbedaan Pada Pemilu 2024

BACA JUGA:Menjadi Pelajar Pancasila yang Kepo Itu Harus!

Tags :
Kategori :

Terkait