Gelap Cahaya

Jumat 18 Oct 2024 - 14:12 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Yudiansyah

Memang lama-lama terasa tidak gelap. Sebersit cahaya dari gerbang sudah bisa mengusir gelap. Kata ''mengusir'' itu tidak tepat.

Kata ''gelap'' hanyalah ciptaan penyair. Di mata ilmuwan gelap itu tidak ada. Yang ada adalah cahaya. Gelap terjadi karena tidak ada cahaya.

Maka di remang-remang cahaya itu kami menuju arah imam biasa memimpin salat.

Saya minta Alwi yang jadi imam. Alwi justru memaksa saya jadi imam. Terjadilah saling paksa.

Akhirnya saya bisiki telinga Alwi: "Anda saja yang jadi imam. Saya baru saja murtad".

Alwi pun tersenyum. Saya langsung mengumandangkan iqamah. Serasa Novi Basuki lagi jadi imam di depan saya.

Rupanya teman yang Buddha dan Kristen tadi mengabadikan kami salat. Entah dari mana mereka dapat cahaya (lihat foto).

BACA JUGA:Nobar Bandung

Sebenarnya ada satu teman lagi yang bisa dipaksa jadi imam: Moh Khodir. Ia, dulu, guru bahasa Mandarin Alwi di  pondok Nurul Jadid. Juga guru mandarinnya Novi Basuki. Khodir kini lagi di Fuzhou: menyelesaikan S-3. Ia calon doktor di bidang kurikulum.

Khodir adalah generasi pertama santri Nurul Jadid yang bisa bahasa Mandarin. Juga asli Probolinggo. Juga suku Madura pendalungan. Juga rendah hati dan menjaga sopan santun yang tinggi.

"Di sini bisa menyelesaikan S-3 selama tiga tahun dianggap pintar. Kalau empat tahun dianggap kurang pandai," ujar Khodir. "Saya sudah empat tahun belum selesai," tambahnya.

Apakah disertasinya nanti juga ditulis dalam bahasa Mandarin?

"Akan saya tulis dalam bahasa Inggris," ujar Khodir. "Pembimbing saya yang minta," tambahnya.

Sebenarnya ia lebih suka menulis disertasi dalam bahasa Mandarin. Tapi universitasnya ingin meningkatkan rating internasionalnya.

Caranya: menghasilkan lebih banyak penelitian yang ditulis dalam bahasa Inggris. "Calon doktor mahasiswa Tiongkok sendiri didorong untuk menulis disertasi dalam bahasa Inggris," ujar Khodir.

Masjid Fuzhou ini memang berbeda dengan banyak masjid di Tiongkok. Di Beijing maupun Tianjin, masjidnya berada di tengah komunitas Tionghoa suku Hui. Suku Hui itu Islam semua. Masjidnya ramai. Di sekitar masjid penuh dengan resto halal. Enak-enak. Satenya. Huo kuo-nya. Mie dagingnya.

Kategori :

Terkait

Jumat 18 Oct 2024 - 14:12 WIB

Gelap Cahaya

Kamis 17 Oct 2024 - 14:05 WIB

Alwi Novi

Rabu 16 Oct 2024 - 13:33 WIB

Nobar Bandung

Selasa 15 Oct 2024 - 14:08 WIB

Liem Din

Senin 14 Oct 2024 - 14:03 WIB

Warung Kopi