Rasional Khalwat

Jumat 19 Jan 2024 - 21:59 WIB
Editor : Dahlan Iskan

BACA JUGA:Psyche Stress

Di kampungnya, Indramayu, Buya mendirikan madrasah. Ia membeli tanah puluhan hektare. Lokasi kampungnya persis di perbatasan antara Indramayu dan kabupaten Cirebon. Di desa Candangpinggan. Persis di pinggir kanan jalan Pantura.

Masih banyak yang ingin dilakukan Buya Syakur: mendirikan universitas di pesantrennya, mendirikan rumah sakit, dan yang sebenarnya hampir dideklarasikan adalah Forum Kajian Islam Moderat (FKIM).

Ada nama-nama besar di dalamnya: KH Ma'ruf Amin, KH Yahya Cholil Staquf, KH Said Aqil Siroj, Buya Husein M, Haidar Bagir, Prof Komarudin Hidayat, Prof Nasaruddin Umar, Prof Hajam, Prof Dedi Djubaedi, Prof Suteja, Gus Ulil Abshar Abdala, Habib Husein Ja'far Al Hadar, dan banyak lagi. Buya Syakur yang akan jadi ketua FKIM.

Dan yang akan paling dirindukan pengikutnya adalah acara rutin yang biasa dipimpin oleh Buya sendiri. Misalnya zikir Wamimma di Pantai Tegalagung. Seminggu sekali. Dimulai pukul 24.00 sampai subuh. Benar-benar di pinggir laut.

BACA JUGA:Trance Berdarah

Lalu ada retret khalwat 40 hari. Setahun sekali. Di hutan Sukatani. Ada lagi khalwat di bulan puasa. Demikian juga pengajian tafsir quran setiap malam Jumat dan pengajian filsafat tiap Minggu malam.

Buya Syakur telah pergi. Seperti dalang Seno Nugroho, video-videonya akan hidup terus. Ribuan video sudah diproduksi Wamimma. Gaya bicaranya khas Buya Syakur –bahasa Indonesia logat Sunda.

Yang juga akan abadi adalah senyum khas Buya Syakur. Ia tidak pernah terlihat marah. Pun kepada para pengkritik kerasnya.

Hidup tidak ada yang sulit bagi Buya –karena semua perbedaan ia terima dengan lapang dada. (*)

Kategori :

Terkait

Kamis 19 Sep 2024 - 21:19 WIB

Arus Kuat

Rabu 18 Sep 2024 - 21:12 WIB

Pemakan Anjing

Selasa 17 Sep 2024 - 21:46 WIB

Bangsa Keturah

Senin 16 Sep 2024 - 21:58 WIB

Nano Sutiman

Minggu 15 Sep 2024 - 21:11 WIB

Kopi Bahagia