Momala sangat mencintai anak-anak itu, terutama Ella yang masih lebih kecil. Mereka sepakat untuk menetapkan hari keluarga: Minggu malam. Harus ada di rumah. Makan malam bersama.
Untuk makan malam keluarga itu mereka membagi tugas: Cole yang menata meja, lalu memilih musik yang mengiringi makan malam.
Ella bertugas membuat makanan penutup.
Emhoff, seorang pengacara dan seorang Yahudi membantu di dapur.
BACA JUGA:Infrastruktur Prabowo
BACA JUGA:Gayus Ike
Momala yang memasak.
Dua tahun kemudian Momala terpilih menjadi anggota Senat. Inilah saat yang berat bagi Momala: harus lebih banyak berada di Washington DC.
Jumat sore Momala baru bisa pulang ke Los Angeles: menemani Ella ke kolam renang atau latihan basket.
Kadang Momala bersepakat dengan Mama untuk berbagi waktu menemani Ella di akhir pekan.
Problem besar datang di hari ketika Ella wisuda SMA. Momala harus hadir untuk hari bahagia sang anak. Tapi di hari itu Komite Intelijen Senat menjadwalkan memanggil pimpinan FBI soal kasus Rusia. Yang bikin jadwal pasti tidak mempertimbangkan hari kelulusan SMA Ella.
Saking stres berat Momala sampai curhat ke anggota Senat lain yang juga wanita. Akhirnya Momala menelepon Ella. Momala akan pulang tapi tidak bisa tepat waktu.
Penerbangan Washington DC ke Los Angeles adalah empat jam. Momala tidak bisa hadir di kelulusan tapi masih bisa merayakannya dengan makan malam.
BACA JUGA:Viral S-3
BACA JUGA:Telinga Kanan
Momala menuliskan peristiwa itu dengan indah --lebih indah dari tulisan saya ini. Itu seperti sekaligus membungkam bully-bully dari lawan politik soal perhatian seorang wanita pada anak.