Sentuhan Panas Bumi Menyajikan Kopi Kamojang hingga Mendunia

Senin 27 Oct 2025 - 21:44 WIB
Oleh: Feri Purnama

Suara desisan uap panas bumi seringkali terdengar jelas oleh orang yang sedang berada di sekitar kawasan pembangkit listrik tenaga panas bumi di kawasan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, daerah perbatasan Kabupaten Garut dengan Bandung, Jawa Barat.

Suara itu keluar dari lubang pipa tekanan uap panas bumi yang dimanfaatkan untuk penggerak turbin hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik.  Pembangkit listrik itu beroperasi sejak 1983.

Sejak 2023, panas bumi di sana memberikan manfaat baru bagi pebisnis kopi. Sumber panas itu digunakan untuk proses pengeringan ceri kopi dengan teknologi  rumah pengeringan panas bumi.

PT PGE Area Kamojang membangun ruang tempat pengeringan kopi energi panas bumi sebagai bagian dari program  CSR di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung.

Pertamina memanfaat

BACA JUGA:Bank Indonesia Gerakkan Roda Ekonomi Papua Pegunungan

Suara desisan uap panas bumi seringkali terdengar jelas oleh orang yang sedang berada di sekitar kawasan pembangkit listrik tenaga panas bumi di kawasan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, daerah perbatasan Kabupaten Garut dengan Bandung, Jawa Barat.

Suara itu keluar dari lubang pipa tekanan uap panas bumi yang dimanfaatkan untuk penggerak turbin hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik.  Pembangkit listrik itu beroperasi sejak 1983.

Sejak 2023, panas bumi di sana memberikan manfaat baru bagi pebisnis kopi. Sumber panas itu digunakan untuk proses pengeringan ceri kopi dengan teknologi  rumah pengeringan panas bumi.

PT PGE Area Kamojang membangun ruang tempat pengeringan kopi energi panas bumi sebagai bagian dari program  CSR di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung.

Pertamina memanfaatkan uap buangan sebagai sumber panas alternatif pertama di dunia untuk proses pengeringan ceri kopi secara efisien dan ramah lingkungan, serta mendukung ekonomi sirkular berbasis energi bersih.

BACA JUGA:Small Click To Bigger KLIC: Dari Selatan Korea untuk Semangat Berkarya

Di sana terdapat dua bangunan sederhana tak berdinding kayu, baja ringan, dan plastik bening penutup ruangan agar kedap udara. Tapi cahaya matahari tetap bisa menembus ruangan yang dilengkapi perangkat pengatur suhu ruangan agar bisa diatur antara 33 sampai 50 derajat celcius,

Tempat tersebut mampu mengeringkan 6 ton ceri kopi yang beroperasi 24 jam dengan kemampuan proses pengeringan tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan cara lama penjemuran konvensional memanfaatkan panas matahari.

Bernilai ekonomis 

Bagi Moh Ramdan Reza, keberadaan rumah pengeringan panas bumi di Kamojang telah banyak membantu menjalankan usaha kopinya, terutama dalam proses pengeringan yang lebih cepat dan lebih ringan biaya operasionalnya.

Pria berusia 34 tahun yang disapa dengan nama panggilan Deden itu mendedikasikan hidupnya untuk berbisnis kopi. Dia merupakan mitra yang memanfaatkan program CSR dari PGE. Saat ini dia fokus mengembangkan kopi Kamojang. Produksinya sudah bersaing dengan produk kopi unggulan lainnya di berbagai daerah dan juga mancanegara.

Kategori :