BELITONGEKSPRES.COM - Dalam dunia investasi, kamu mungkin sering mendengar istilah “High Risk, High Return”. Tapi, apa sebenarnya arti dari frasa ini? Apakah benar semakin tinggi keuntungan, semakin tinggi pula risikonya?
Artikel ini akan membahas makna dari prinsip dasar investasi tersebut, lengkap dengan contoh investasi high risk dan tips agar kamu bisa memilih sesuai profil risikomu.
Apa Itu Prinsip “High Risk, High Return” dalam Investasi?
Secara sederhana, prinsip “High Risk, High Return” dalam investasi berarti:
Semakin besar potensi keuntungan suatu instrumen investasi, maka semakin tinggi pula risiko kerugiannya.
BACA JUGA:Anak Muda Wajib Tahu! Ini 5 Investasi Potensial di Tahun 2025
BACA JUGA:Melihat Tren Investasi 2025: Aset Fisik hingga Instrumen Keuangan, Mana yang Paling Potensial?
Ini adalah hukum dasar dalam dunia keuangan dan investasi tidak ada cuan besar yang datang tanpa risiko. Jadi, penting bagi investor pemula untuk memahami konsep ini sebelum menaruh uangnya ke instrumen tertentu.
Ilustrasi Investasi: Mana yang Kamu Pilih?
Misalnya kamu ditawari dua jenis investasi:
- Investasi A: Return 5% per tahun, tapi nyaris tanpa risiko.
- Investasi B: Potensi return 25% per tahun, tapi bisa juga rugi 15%.
Secara logika, pilihan B terlihat lebih menguntungkan. Tapi jika kamu belum siap mental atau belum punya dana darurat, risiko dari investasi B bisa sangat berdampak ke kondisi keuanganmu.
Contoh Investasi Berdasarkan Risiko & Potensi Return
Berikut ini contoh beberapa instrumen investasi populer dan bagaimana mereka mencerminkan prinsip high risk, high return:
Pentingnya Pahami Risiko Sebelum Berinvestasi
BACA JUGA:Bukan Cuma Untung! Ini Cara Investasi dengan Tujuan dan Kesadaran Finansial
BACA JUGA:Investasi untuk Kebebasan Finansial dan Pensiun Dini ala FIRE
Kenapa prinsip “high risk, high return” penting dalam dunia investasi?
1. Menghindari Investasi Bodong
Banyak penipuan menawarkan return tinggi tanpa risiko. Itu red flag besar.