Risang Bima

Kamis 29 Feb 2024 - 22:18 WIB
Reporter : Dahlan Iskan

Modusnya sama: angka di rekapan plano dihapus. Dengan tape ex. Lalu diisi dengan angka baru.

''Kita harus datang saat proses rekap belum selesai. Ketika pengawas pemilu masih pegang plano yang ada tanda tangan basah,'' katanya. 

Risah menangkap basah. Lalu angka lama pun dikembalikan. 

Tidak takut?

''Tidak. Tidak akan terjadi apa-apa. Banyak petugas keamanan di situ,'' katanya. ''Pulangnya saja yang harus hati-hati,'' tambahnya.

BACA JUGA:Hilirisasi Rudi

BACA JUGA:Setelah Putaran

Setelah lewat proses itu sudah  sulit ditolong. ''Harus selesai di lokasi. Kalau pun harus main celurit harus saat itu juga,'' ujarnya bermetafora.

Mengapa kejadian seperti itu tidak dipersoalkan? 

''Biasanya yang kena copet juga pernah berusaha mencopet,'' kata Risang. ''Dan lagi saling copet itu lebih banyak terjadi di caleg sesama partai,'' tambahnya.

Dua caleg yang minta dibantu Risang senang. Mereka berhasil dapat kembalian suara copetan.

Risang juga membenarkan: copet-mencopet seperti itu hanya terjadi untuk suara pileg DPR, DPRD provinsi dan DPD. Tidak terjadi di penghitungan suara Pilpres. Tidak pula di penghitungan suara caleg DPRD kabupaten.

Untuk Pilpres dan DPRD kabupaten semuanya berjalan lurus. Orang Madura punya alasan filosofis: dua jenis Pemilu itulah yang murni memerlukan aspirasi rakyat langsung.

BACA JUGA:Solusi Sapi

BACA JUGA:Kaca Spion

Tahun ini hanya ada dua orang yang bersuara keras: merasa kecopetan. Anda sudah tahu lebih dulu. Yakni seorang wanita yang di TPS-nyi sendiri dapat suara nol. Padahal dia dan seluruh keluarganyi nyata-nyata mencoblos dia. 

Kategori :

Terkait

Sabtu 23 Nov 2024 - 14:00 WIB

Mau Berubah?

Kamis 21 Nov 2024 - 14:32 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 13:53 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 16:12 WIB

Critical Parah

Senin 18 Nov 2024 - 12:43 WIB

Tafsir Iqra