Miskin Bermartabat

Selasa 25 Feb 2025 - 15:36 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Yudiansyah

"Sering ke sini?"

"Sering. Sesekali".

Jelaslah mereka masih keturunan yang dimakamkan di situ. Obrolan selesai.

Lapar.

Saya pun minta dibawa ke warung terbaik. Ini soal kesehatan benda yang akan masuk ke perut.

Maka saya dibawa ke warung itu. Lihat foto depannya. Saya ditawari makanan lokal tapi tidak mengerti. Juga tidak mau berjudi. Saya pilih saja roti epek. Roti gapit. Telur dadar (putihnya saja) dijepit di dua belahan roti.

Si Gus Pemandu menolak untuk ikut makan. Lalu setengah saya paksa. Tetap menolak. Ia lulusan D2 bahasa Inggris di kota kecil dekat desanya.

"Puasa?"

"Tidak".

"Pesanlah makanan apa saja yang Anda suka".

"Tidak".

Miskin tapi bermartabat. Cocok dengan motto saya dulu. Anda tentu masih ingat apa lanjutan motto "Miskin Bermartabat" itu --yang pernah saya kampanyekan dulu.

Yang disajikan beda dengan yang saya maksud. Telurnya masih pakai kuningnya.

"Tolong sampaikan, yang saya inginkan tidak seperti ini. Jangan pakai kuning telur," pinta saya kepada si Gus.

Pesanan pun datang. Benar. Maka saya sodorkan roti epek yang ada kuning telurnya tadi ke Gus Pemandu. Ia mau makan. Lebih cepat habis dari saya.

Kami banyak berbincang soal perang di Tigray. Sesekali pembicaraan berhenti. Kami terdiam. Lama. Sopir yang mengantar saya dari Makelle menyerahkan layar HP-nya. Merek Samsung. Saya baca pesan di layar hp itu.

Kategori :

Terkait

Rabu 05 Mar 2025 - 15:53 WIB

Kaya Gila

Selasa 04 Mar 2025 - 16:08 WIB

Penyakit Tumbuh

Senin 03 Mar 2025 - 16:11 WIB

Pertamax Oplos

Minggu 02 Mar 2025 - 15:36 WIB

Doa Sritex

Sabtu 01 Mar 2025 - 16:07 WIB

Al Diplomat